Meulaboh (ANTARA Aceh) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat mendukung kebijakan Pemerintah yang akan menerapkan kebijakan satu harga bahan bakar minyak (BBM), karena akan dapat menekan gejolak harga bahan pangan.
"Pada prinsipnya masyarakat dan pemerintah daerah itu mendukung, sebab salah satu dampaknya kedepan saya pikir apabila harga BBM sudah sama, maka harga barang yang didatangkan dari luar juga akan mengikuti," kata Staf Ahli Bupati Aceh Barat bidang Ekonomi dan Keuangan Dr Erwansyah di Meulaboh, Jumat.
Pernyataan itu mengomentari gebrakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Ignasius Jonan yang berencana memberlakukan kebijakan satu harga BBM di seluruh Indonesia yang efektifnya dimulai pada 2017.
Kata dia, selama ini mayoritas bahan pangan serta berbagai pasokan ke pasar untuk daerah di Provinsi Aceh dan Aceh Barat pada khususnya didatangkan dari pasar luar, terutama dari pasar Medan, Sumatera Utara maupun pasar luar pulau Sumatera.
Perbandingan harga barang yang berpusat di kawasan jalur perdagangan seperti Kota Meulaboh, kecenderungan harga barang di pasar-pasar daerah itu bergantung kepada kos transportasi, harga barang tetap disesuaikan dengan besaran kos.
Erwansyah menyampaikan, kebijakan itu belum diterapkan sehingga dampak dari apa yang disampaikan itu saat ini cukup terasa, seperti gejolak kenaikan harga bahan sayur dari pasar Medan Sumatera Utara di pasar Meulaboh saat ini cukup tinggi.
"Seperti harga cabai merah, contohnya saat ini, itu sangat sulit ditekan harganya bisa Rp100 ribu, bahkan bisa semakin tinggi karena pengaruh biaya kos tadi. Apalagi tidak ada produsen lokal yang mencukupi untuk kebutuhan masyarakat lokal," jelasnya.
Lebih lanjut Erwansyah menyampaikan, hingga kini belum ada gejolak apapun dari wacana kebijakan tersebut, namun dirinya optimis lahirnya kebijakan ini akan membuat stabilitas ekonomi yang lebih baik kepada masyarakat menengah ke bawah.
Terlebih lagi BBM merupakan milik pemerintah yang dikelola oleh PT Pertamina yang merupakan salah satu sumber ketergantungan pemasukan negara, namun diharapkan kebijakan satu harga BBM tersebut diterapkan merata dan mencukupi.
Erwansyah menyampaikan, ketergantungan masyarakat terhadap BBM semakin tinggi dan tidak sedikit pola pengunaan masyarakat di Aceh telah beralih kepada produk baru seperti Pertamax, Pertalite, sudah sedikit ketergantungan kepada premium.
"Kalaupun ada pengunaan premium seperti bensin, itu menengah ke bawah, sementara menengah atas itu banyak beralih ke produk baru. Menyangkut harga standarnya berapa yang disamakan, saya pikir juga perlu diperhatikan agar tidak berimbas kepada kebutuhan menengah ke bawah," katanya menambahkan.