Ia mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bireuen, Aceh Besar dan Banda Aceh untuk melakukan pengawasan keamanan pangan, baik distribusi maupun pangan jajanan Ramadhan atau takjil.
Saat pengawasan di Bireuen, kata dia, BPOM Aceh mengawali dengan pemeriksaan keamanan pangan di retail penjualan, kemudian mengambil sampel makanan takjil yang berpotensi mengandung bahan berbahaya di Jalan Langgar, Bireuen, untuk selanjutnya diuji di laboratorium mobil keliling.
Ia menambahkan, sampel makanan takjil yang diuji cepat menggunakan laboratorium mobil keliling tersebut di antaranya mie, bakso, agar-agar, kue basah dan minuman yang berwarna. Dengan parameter uji identifikasi bahan berbahaya boraks, formalin, methanyl yellow dan rhodamin B.
"Sampel mie yang diduga positif menggunakan formalin lewat uji cepat tersebut akan dilakukan pengujian konfirmasi di laboratorium BPOM Aceh," ujarnya.
Baca juga: Ini tips untuk memilih tahu bebas formalin
Ia berharap kepada para pedagang makanan agar diberikan pembinaan teknis oleh petugas, untuk selalu menjaga keamanan dan mutu pangan terutama saat bulan suci Ramadhan.
Selain itu, BPOM juga masih menemukan retail di Bireuen yang menjual produk tanpa izin edar (TIE) seperti teh Thailand, ovaltine Malaysia dan permen hacks serta masih terdapat produk pangan rusak dan kadaluwarsa yang masih terpajang di etalase.
"Terhadap produk TIE tersebut dilakukan pemusnahan produk ditempat oleh pemilik secara sukarela," kata Yudi.
Kegiatan intensifikasi pengawasan pangan itu juga melibatkan Satuan Karya Pramuka POM dalam melakukan sampling, pengujian, komunikasi, informasi dan edukasi di Pusat Jajanan Lambaro, Kabupaten Aceh Besar dan Pusat Jajanan Jalan Syiah Kuala, Lamdingin, Kota Banda Aceh.
Baca juga: BBPOM amankan 28 kilogram mi berformalin di Aceh Besar