Karena itu, Iskandar meminta Bulog Aceh memberikan penjelasan, jika beras yang beredar itu bisa mengancam kesehatan masyarakat, maka wajib ditarik dan diganti dengan yang lain. Kemudian, pihak penyuplai juga harus bertanggung jawab.
Selain itu, dirinya juga meminta Bulog untuk menguji laboratorium agar dugaan terkait beras plastik tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
"Sebab, saat ini masyarakat sangat membutuhkan beras bantuan yang disalurkan melalui kantor pos mengingat saat ini sedang dalam momen hari besar Maulid Nabi Muhammad SAW," kata Iskandar.
Terkait hal ini, Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Aceh Mukhammad Agung Aulia meminta masyarakat lebih cermat dan jangan mudah percaya terhadap berita hoax terkait beras sintetis atau plastik tersebut.
“Beras yang masuk ke Aceh sudah melalui pemeriksaan oleh Surveyor Independen dan Balai Karantina. Bahkan, sebelum pembongkaran dari kapal, beras tersebut diperiksa terlebih dahulu oleh Balai Karantina. Jadi, beras yang ada di Gudang Bulog saat ini dapat dipastikan dalam kondisi aman.” Kata M Agung Aulia.
Di tahun ini, lanjut dia, Perum BULOG Kanwil Aceh telah dan akan menerima beras impor asal Thailand dan Vietnam untuk memenuhi kebutuhan pasokan beras di Aceh.
Termasuk penyaluran program bantuan pangan dan program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) guna menstabilkan harga pangan di Aceh serta untuk pengendalian inflasi.
Dirinya menegaskan bahwa Perum Bulog juga sudah berkoordinasi dengan Satgas Pangan dan Subdit Ekonomi Dit intelkam Polda Aceh terkait maraknya isu beras plastik tersebut.
"Maka kami meminta kepada masyarakat jangan terprovokasi dan tidak ikut menyebarkan isu hoax yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," demikian M Agung Aulia.
Baca juga: Ada isu beras plastik, Bulog Aceh pastikan beras impor aman dikonsumsi