Banda Aceh (ANTARA) - Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Bustami Hamzah menyatakan bahwa dayah atau pesantren merupakan pionir melahirkan komitmen santri untuk berpegang dan mencintai tanah air.
"Selamat memperingati hari santri nasional. Terima kasih kepada para santri yang telah dan terus berdedikasi terhadap bangsa ini," kata Bustami Hamzah, di Banda Aceh, Selasa.
Pernyataan itu disampaikan Bustami Hamzah saat menjadi inspektur upacara peringatan hari santri nasional tahun 2023 yang dipusatkan di Dayah Terpadu Insafuddin, Banda Aceh .
Baca juga: Pemkab Aceh Besar alokasi beasiswa santri Rp2,7 miliar
Bustami menyampaikan, di Indonesia pesantren menjadi pionir menginisiasi lahirnya kecintaan terhadap tanah air karena para pimpinan dan santri selalu berpegang teguh pada kaidah ‘hubbul wathan minal iman’ atau cinta tanah air sebagian dari iman.
Komitmen itu, kata dia, masih terus berkobar hingga kini, sehingga Presiden Joko Widodo melalui Keppres Nomor 22 Tahun 2015 telah menetapkan hari santri nasional pada tanggal 22 Oktober sebagai penghormatan atas peran penting santri bagi bangsa.
“Penetapan hari santri nasional ini merujuk pada resolusi jihad 1945, yang lahir dari fatwa ulama, tentang kewajiban berjihad demi kemerdekaan Indonesia. Peristiwa heroik 10 November 1945, yang kini kita kenang sebagai hari pahlawan,” ujarnya.
Untuk diketahui, tahun ini peringatan hari santri nasional mengangkat tema ‘Jihad Santri Jayakan Negeri.” kata Bustami, jihad yang dimaksud bukanlah pertempuran fisik mengangkat senjata, melainkan semangat perjuangan intelektual dalam membantu umat menyelesaikan problematika kehidupan.
“Tema ini merupakan bentuk pengakuan terhadap santri sebagai pahlawan pendidikan yang berjuang melawan kebodohan, di zaman yang penuh dengan tantangan dan kompleksnya permasalahan ini,” katanya.
Dalam amanatnya, Sekda mengajak para pimpinan dayah dan santri untuk selalu bersyukur, karena hingga saat ini terus menjadi garda terdepan dalam jihad intelektual melawan ketidakpahaman, kebodohan dan ketertinggalan.
Karena dalam tradisi islam, jihad intelektual adalah cara untuk membela nilai-nilai keadilan, perdamaian, dan pengetahuan.
Santri, lanjut dia, dengan kitab sebagai senjata dan pena sebagai tongkat kebijaksanaan, adalah teladan dalam menjalani jihad ini. Di mana mereka terus memperdalam ilmu dan menyebarkan cahaya pengetahuan ke berbagai penjuru dunia.
Sebab itu, dalam peringatan hari santri nasional di Aceh tahun ini, Pemerintah Aceh mengajak semua santri untuk tetap menjaga keutuhan dan kesatuan NKRI, menghormati Pancasila, UUD 1945 dan mengamalkan semangat Bhinneka Tunggal Ika.
“Jadilah pelopor perdamaian dan keadilan, karena santri adalah harapan yang menyinari masa depan bangsa ini," demikian Bustami Hamzah.
Baca juga: Pj Bupati Aceh Besar ajak santri jadi contoh teladan di tengah masyarakat