Kota Gaza, Palestina (ANTARA) - Sekitar 2.600 orang yang terdiri dari pasien, warga sipil yang mengungsi, dan staf medis, masih berada di dalam Rumah Sakit (RS) Indonesia yang dikepung zionis Israel di Jalur Gaza utara.
Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemlu) yang berbasis di Gaza Ahsraf al-Qudra di kota itu, Selasa, mengatakan ada 400 orang yang terluka dan pendamping mereka masih berada di dalam rumah sakit Indonesia. Selain itu, ada juga 200 personel medis dan sekitar 2.000 pengungsi.
Al Qudra juga mengatakan ada 259 orang yang terluka, sejumlah warga sipil dan staf medis di dalam rumah sakit Al-Shifa. Belum ada tanggal pasti untuk evakuasi dari Rumah Sakit Al-Shifa yang saat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Israel.
Ia membenarkan bahwa seluruh rumah sakit di Kota Gaza dan wilayah utara Jalur Gaza telah berhenti beroperasi akibat serangan Israel yang terus berlanjut terhadap Gaza. Sedangkan, delegasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengunjungi RS Al-Shifa beberapa hari lalu untuk berkoordinasi mengevakuasi mereka yang masih berada di dalam rumah sakit itu.
Baca juga: MUI kutuk serangan zionis Israel ke RS Indonesia di Gaza
Hilang Kontak
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan sejak Rumah Sakit Indonesia di Gaza diserang oleh militer Israel pada Senin (20/11), pemerintah masih kesulitan menghubungi tiga WNI yang bekerja sebagai relawan di rumah sakit itu.
Keberadaan dan keselamatan Fikri Rofiul Haq, Reza Aldilla Kurniawan, dan Farid Zanzabil Al Ayubi menjadi sorotan setelah beredar kabar RS Indonesia di Gaza diserang Israel hingga menewaskan sedikitnya 12 korban. Ketiga relawan menolak dievakuasi karena ingin melanjutkan kerja kemanusiaan di Gaza.
“Sampai saat ini, kontak langsung dengan tiga WNI yang bekerja sebagai relawan RS Indonesia di Gaza masih belum dapat dilakukan,” kata Retno, ketika menyampaikan pernyataan pers melalui rekaman video, di sela-sela kegiatannya di London, Inggris, untuk menjalankan mandat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) sebagai utusan perdamaian untuk Palestina.
Ketika terus berupaya menjalin kontak dengan Gaza, khususnya RS Indonesia, Retno mengungkapkan bahwa informasi yang diperoleh berbagai lembaga PBB dan pihak-pihak yang berada di Gaza juga masih sangat terbatas.
Pada Senin, organisasi kemanusiaan MER-C yang menaungi ketiga relawan tersebut menyatakan mereka dalam keadaan sehat, meskipun belum bisa berkomunikasi langsung dengan mereka.
"Namun, menurut informan-informan kami yang ada di sana, menurut jaringan kami, bahwa tiga relawan MER-C insyaallah dalam keadaan sehat dan ada beberapa foto yang dikirim kepada kami ... dan mereka sekarang berada di Rumah Sakit Indonesia," kata Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad.
Baca juga: RS Indonesia di Gaza hentikan operasi akibat kehabisan BBM, Israel terus bombardir
Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan Israel di RS tersebut karena merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum humaniter internasional. Indonesia juga mendesak semua negara, terutama yang memiliki hubungan dekat dengan Israel, agar menggunakan pengaruh dan kemampuannya guna mendesak Israel agar menghentikan kekejamannya.
Sebelumnya pekan lalu, Israel juga menyerang RS Al-Shifa dan menuding Hamas memiliki pusat komando bawah tanah yang tersembunyi di bawah fasilitas medis tersebut.
Tudingan itu dibantah oleh kelompok perlawanan Palestina tersebut.
Lebih dari 13.000 korban di Gaza meninggal dunia akibat pengeboman Israel sejak 7 Oktober 2023. Sementara itu, jumlah korban tewas di pihak Israel mencapai 1.200 jiwa.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 2.600 orang masih berada di dalam RS Indonesia yang dikepung Israel