Kutacane (ANTARA Aceh) - Sejumlah warga pedesaan di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, mendambakan kondisi jalan telah beraspal oleh pemerintah setempat.
"Walau Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara telah terbentuk 1974, tetapi kondisi jalan yang kami lalui hingga saat ini belum diaspal," ucap Nurdin (60), warga Kapung Tempel, Aceh Tenggara, Kamis.
Warga penduduk yang tinggal di Desa Lawe Dua, Kecamatan Bukit Tusan ini mengaku, sudah tidak ingat berapa kali kepala daerah di wilayah tersebut berganti, namun kondisi jalan di lahan pertanian tersebut tetap sama.
Tercatat Aceh Tenggara memisahkan diri dari daerah induk yakni Kabupaten Aceh Tengah tahun 1974 yang terletak di wilayah Tengah dari Provinsi Aceh, dan kini memiliki total 16 kecamatan dengan total 385 desa.
Wilayah sering disingkat Agara ini memiliki luas 4.242,04 Km2, dan merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian 25 sampai 1.000 meter di atas permukaan laut yang dikelilingi Taman Nasional Gunung Leuser dan Bukit Barisan.
Secara topografi, wilayah kabupaten itu berupa lembah dan lereng. Dari total 385 desa, terdapat 282 desa yang terletak di lembah dan selebihnya berada di lereng.
"Kami sebagai petani, sangat mengharapkan agar jalan di kampung tempel ini bisa segera di aspal. Karena di jalan ini, warga mengangkut hasil pertaniannya," terang dia.
Tamizi (62), warga Kecamatan Lawe Sigala-gala, Aceh Tenggara, mengakui hal yang sama. Ia menyebut, jalan menuju tempat tinggalnya cuma sekitar 100 meter di aspal dari Jalan Lintas Kutacane-Medan.
"Hanya 100 meter di aspal mulus, sedangkan selebihnya masih pengerasan jalan. Kami berharap pada Raidin (bupati terpilih Aceh Tenggara), bisa melanjutkan," tuturnya.
"Kalau dibiarkan begini terus, maka yang kasian adalah warga mayoritas hidup dari hasil pertanian," ujar Tarmizi.
Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Tenggara menyebut, panjang jalan di seluruh wilayah daerah ini tahun 2014 mencapai 1.129,68 kilometer yang terdiri 14,81 persen jalan provinsi, lalu 62,36 persen jalan kabupaten dan 22,83 persen jalan desa.
Dari panjang jalan tersebut, jalan kabupaten dan desa telah mengalami kerusakan berkisar 50 persen dari total panjang jalan masing-masing.
"Tersedianya jalan yang berkualitas akan meningkatkan usaha pembangunan dalam upaya memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang," kata Plh Kepala Seksi Integrasi Pengolahan Data dan Deseminasi Stasistik BPS Aceh Tenggara, Wahyu Anshari.