Syaifullah mengatakan, tidak semua minyak nilam mereka diekspor, sebagian tetap di ARC-USK untuk purifikasi yang menghasilkan fraksi ringan dan berat minyak nilam secara molecular distillation guna dijadikan bahan aktif produksi parfum, lotion antiaging, medicated oil, sabun, hand sanitizer body butter serta produk lainnya.
Tahun ini, lebih banyak nilam yang dipurifikasi menjadi produk turunan dibandingkan 2022, di mana ada peningkatan hilirisasi inovasi produk turunan yang memiliki nilai tambah tinggi.
“Kita berharap, setiap tahun semakin banyak minyak nilam yang tinggal di dalam negeri untuk dipurifikasi dan diformulasi menjadi berbagai produk turunan seperti parfum, serum antiaging dan produk lainnya," kata Syaifullah.
Dirinya menuturkan, saat ini usaha komersialisasi hasil riset nilam di ARC semakin berkembang, bahkan terdapat produk hasil riset ARC-USK yang diproduksi oleh sebuah pabrik di Bogor yaitu PT Focustindo Cemerlang dengan pemberian royalti untuk USK.
Senentara itu, Rektor USK Prof Marwan menyampaikan bahwa inovasi berbasis ilmu pengetahuan untuk peningkatan ekonomi masyarakat merupakan salah satu prioritas USK.
Dirinya menuturkan, ARC sebagai pusat unggulan nilam telah banyak memberikan pemberdayaan, sehingga berbagai produk inovasi sudah berhasil menciptakan ekosistem baru hulu hilir industri nilam di Aceh yang lebih berkeadilan.
"Hilirisasi juga bisa berdampak pada kestabilan harga minyak nilam di level masyarakat dan meningkatkan luas tanam dan peningkatan produksi nilam di berbagai kabupaten di Aceh," kata Prof Marwan.
Dalam kesempatan ini, Menkop Teten juga mengapresiasi USK melalui ARC telah berhasil melakukan berbagai hilirisasi nilam di Aceh.
Karena itu, dirinya sejak 2022 telah bekerjasama dengan ARC dalam membina petani, penyuling, Koperasi dan UMKM dengan berbagai workshop dan pelatihan.
"Hilirisasi harus dilakukan bukan hanya untuk sektor tambang, tapi juga hilirisasi dibilang agro berbasis komoditas unggulan daerah seperti nilam," katanya.
Teten mengakui, ketika dia berangkat ke Prancis, ia menemukan fakta bahwa 95 persen fragran di sana menggunakan minyak nilam dari Indonesia khususnya dari Aceh sebagai penghasil nilam terbaik dunia.
"Kita akan support koperasi inovasi nilam Aceh (Inovac) USK melalui LPDB agar bisa memperbesar kapasitas produksi dan menembus pasar nasional dan internasional," demikian Teten Masduki.
Baca juga: Harga minyak Atsiri asal Aceh Barat tembus Rp750.000/Kg