Muhammad Arajib, seorang santri pesantren Madinatul Fata di Desa Ie Lhob, Kecamatan Tangan-Tangan, Kabupaten Aceh Barat Daya, telah menggugah nurani dengan tindakannya. Ia meminta para orangtua santri, termasuk orangtuanya, untuk mengembalikan uang bila ada terima dari calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2024.
"Apa yang disebut serangan fajar adalah praktik bertentangan dengan ajaran Islam. Uang yang diberikan dari caleg dengan harapan mendapatkan imbalan besar seharusnya tidak boleh diambil. Baik pemberi maupun penerima uang semacam ini sama-sama masuk neraka," katanya di Blangpidie, Senin (4/3) malam.
Arajib menyampaikan pesan moral ini saat berceramah pada acara perpisahan santri di pesantren Madinatul Fata. Perpisahan itu dilakukan karena telah memasuki waktu libur di bulan puasa Ramadan.
Baca juga: Video viral diduga Caleg masukan banyak surat suara, Panwaslih Aceh: Sedang diproses
Baca juga: Video viral diduga Caleg masukan banyak surat suara, Panwaslih Aceh: Sedang diproses
Ratusan orangtua atau wali santri serta tokoh-tokoh masyarakat desa setempat ikut menghadiri dan meramaikan acara perpisahan yang dibarengi dengan acara kenduri dan doa bersama tersebut.
Dalam ceramahnya, Arajib memberikan teguran tegas kepada para orangtua yang hadir. Ia meminta agar uang “serangan fajar” bila ada yang menerima agar segera dikembalikan kepada caleg, baik yang sudah menang maupun yang kalah.
“Ibu-ibu dan bapak-bapak orang tua santri, jika ada menerima uang itu, kembalikanlah pada caleg yang memberikan. Kita harus bertindak sesuai dengan ajaran agama agar kita tidak masuk neraka saat di akhirat,” pintanya.
Seruan moral Arajib telah mengguncang komunitas pesantren dan masyarakat setempat. Ratusan santri pun bersorak memberi dukungan pada Muhammad Arajib untuk meneruskan ceramahnya.
Dikesempatan itu banyak wali santri yang terdiam saat mendengarkan ceramahnya. Tapi, banyak juga yang mendukung atas pesan moral yang disampaikan oleh santri yang masih duduk di kelas empat ponpes Madinatul Fata tersebut.
“Kalau uang itu sudah habis, maka bapak-bapak dan ibu-ibu harus cari gantinya lalu kembalikan pada caleg itu. Lebih baik bekerja sebagai kuli dan mendapatkan uang sedikit, tapi halal, daripada mengambil uang dari caleg dan berisiko masuk neraka,” ungkapnya
Tindakan Rajib ini membuat para orang tua dan wali santri berada dalam dilema. Apakah mereka akan mengikuti Rajib dan mengembalikan uang yang diterima, ataukah memilih untuk tetap bungkam demi keamanan dan kenyamanan.
Salah seorang tokoh masyarakat setempat, Yusuf saat diminta tanggapan, mengatakan tindakan Arajib menunjukkan keberanian dan keteguhan hati dalam menghadapi praktik yang bertentangan dengan nilai-nilai agama.
"Mengikuti ajaran agama lebih berharga daripada uang. Betul itu, semoga semangat Arajib ini menginspirasi banyak orang untuk berpegang pada prinsip kejujuran dan integritas, terutama dalam konteks politik dan pemilu," katanya.
Baca juga: Panwaslih Banda Aceh tangani empat pelanggaran administrasi Pemilu 2024
Baca juga: Panwaslih Banda Aceh tangani empat pelanggaran administrasi Pemilu 2024