Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Keindahan Kota (DLHK3) Banda Aceh menyatakan tidak memungut biaya retribusi sampah dari para pedagang takjil selama Ramadhan 1446 Hijriah ini.
"Untuk pedagang takjil saat ini tidak dipungut biaya retribusi sampah," kata Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLHK3 Banda Aceh Asnawi di Banda Aceh, Selasa.
Ia mengatakan untuk produksi sampah di bulan Ramadhan memang mengalami kenaikan dibandingkan hari-hari biasanya sekitar 255 ton per hari. Hal itu karena banyaknya pedagang musiman yang menjual takjil.
"Sampah Ramadhan dari 1 sampai 2 Maret tercatat 268 ton per hari, ada sedikit kenaikan dikarenakan banyaknya pedagang musiman," ujarnya.
Baca: DLH ajak masyarakat daur ulang sampah tingkatkan ekonomi
Adapun sampah yang dikutip sejak awal Ramadhan ini rata-rata didominasi sampah organik (sisa makanan). Seperti batok kelapa muda, ampas tebu, selebihnya baru sampah plastik dan campuran.
Dalam kesempatan ini, Asnawi mengimbau kepada para pedagang agar dapat mengelola sampah secara mandiri dengan menyediakan wadah masing-masing, dan mengemasnya secara baik agar tidak berserakan.
"Kemudian, kita harapkan juga sedapat mungkin dilakukan pemilahan sampahnya agar mudah diproses dan diangkut oleh petugas kebersihan di lapangan," katanya.
Dirinya memperkirakan, produksi sampah selama Ramadhan ini di Banda Aceh akan terus meningkat seiring bertambahnya pedagang musiman pada bulan suci ini.
"Kemungkinan akan terus bertambah seiring dengan penambahan jumlah pedagang, dan konsumsi panganan selama Ramadhan," demikian Asnawi.
Baca: Pemkab Aceh Selatan gencarkan kampanye pengurangan sampah akhir