Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Mahdi Efendi menyatakan bahwa Pemerintah Aceh terus membangun ekosistem ekonomi syariah, tidak hanya menjadi pilihan, tetapi bagian dari jati diri dan arah pembangunan Aceh.
Pemerintah Aceh, berkomitmen untuk terus mengembangkan ekonomi syariah, apalagi program ini merupakan visi besar mewujudkan Aceh islami, maju, bermartabat dan berkelanjutan.
Komitmen itu, telah tercermin dari berbagai kebijakan strategis yang telah kita jalankan, termasuk penerapan Qanun Lembaga Keuangan Syariah, termasuk peluncuran gerakan Aceh berwakaf pada 16 Maret 2025 lalu.
"Langkah-langkah ini bukan hanya simbol, melainkan upaya nyata untuk menanamkan prinsip islam sebagai pondasi pembangunan Aceh," katanya.
Baca: Meuseuraya Festival, media edukasi dan pengembangan kreativitas Aceh
Dirinya mengajak semua pihak untuk terus menggabungkan gerakan berwakaf di Aceh secara lebih luas, dan menjadikannya bagian dari arus utama pembangunan, sehingga tidak hanya hidup di ruang terbatas, melainkan hadir dalam pembangunan Aceh yang modern dan berdaya saing.
"Dengan sinergi lintas sektor, kami percaya potensi wakaf di Aceh dapat dikelola secara lebih produktif, transparan, dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat," kata Mahdi Efendi.
Kemudian, Meuseuraya Festival di hari kedua dilanjutkan dengan kegiatan Halal Lifestyle Talk "Gaya Hidup Syariah di Era Digital".
Halal Lifestyle Talk ini mengusung tema gaya hidup syariah di era digital. Kegiatan dibuka oleh Analisis di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Daffa Amarul.
