Banda Aceh (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh kini resmi memiliki alat Magnetic Resonance Imaging (MRI) 1,5 tesla sebagai upaya penguatan layanan diagnostik dan peningkatan mutu kesehatan masyarakat Aceh.
“Kehadiran alat MRI ini merupakan langkah besar dalam meningkatkan kemampuan diagnosis dokter dan mempercepat layanan kesehatan bagi masyarakat," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh M Nasir di Banda Aceh, Rabu.
Pernyataan itu disampaikan M Nasir saat meresmikan penggunaan dan serah terima alat Magnetic Resonance Imaging (MRI) 1,5 Tesla kepada RSUDZA Banda Aceh, di Gedung Onkologi RSUDZA
.
MRI 1,5 Tesla merupakan alat pencitraan medis canggih yang mampu menghasilkan citra organ tubuh dengan resolusi tinggi, sehingga membantu dokter menegakkan diagnosis penyakit secara lebih cepat dan akurat, termasuk untuk kasus gangguan saraf, kardiovaskular, serta penyakit organ vital lainnya.
Baca: Komisi IX DPR perjuangkan peningkatan fasilitas RSUDZA
M Nasir menyampaikan, kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang cepat, tepat, dan berkualitas terus meningkat dari waktu ke waktu.
Karena itu, pihaknya berupaya memperkuat sarana dan prasarana medis, termasuk dengan pengadaan alat kesehatan berteknologi tinggi seperti MRI 1,5 tesla di RS pemerintah Aceh tersebut
"Dengan teknologi ini, masyarakat Aceh kini dapat menikmati layanan berstandar tinggi tanpa perlu dirujuk ke luar daerah,” ujarnya.
Baca: Menkes hadirkan alat kesehatan canggih maksimalkan layanan di semua RSUD
Ia berharap, alat MRI 1,5 tesla ini mampu mempercepat waktu antrean pemeriksaan, meningkatkan akurasi diagnosa, serta memperkuat pelayanan sebagai rumah sakit rujukan nasional di wilayah barat Indonesia.
Ia menegaskan, peningkatan fasilitas medis harus berjalan seiring dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM) agar pemanfaatan alat bisa maksimal.
"Setelah pengadaan alat ini, yang tidak kalah penting adalah memastikan kesiapan SDM. Kita harus menyiapkan tenaga profesional secara berkelanjutan agar alat ini benar-benar optimal dan tidak bergantung pada personel yang terbatas,” katanya.
Sekda menyebutkan, Pemerintah Aceh berkomitmen mendukung RSUDZA sebagai rumah sakit rujukan utama dan kebanggaan rakyat Aceh. Apalagi, telah ditetapkan oleh Kemenkes sebagai pengampu layanan Kanker, Jantung, Stroke, Uronefrologi, dan Kesehatan Ibu dan Anak (KJSU–KIA).
Baca: Seratusan ASN RSUDZA lapor ombudsman akibat belum dibayar TPP
Lebih lanjut, M Nasir juga menyampaikan bahwa Aceh kini tengah menyelesaikan pembangunan sejumlah RS Regional. Tetapi, rumah sakit tersebut masih membutuhkan dukungan peralatan medis dan tenaga kesehatan dari Kementerian Kesehatan.
“Kami berharap kerjasama dengan Kemenkes terus berlanjut agar layanan kesehatan di seluruh Aceh semakin merata dan masyarakat di daerah terpencil tidak lagi kesulitan mendapatkan pelayanan medis berkualitas,” tegas Sekda.
Sementara itu, Plh Direktur RSUDZA, dr Arifatul Khorida menjelaskan bahwa pengadaan alat MRI 1,5 tesla ini merupakan proses panjang yang telah direncanakan sejak lama untuk memperkuat layanan diagnostik.
“Alat MRI sebelumnya (yang ada di RSUDZA) telah berusia lebih dari 15 tahun. Alhamdulillah kini alat baru sudah berfungsi sebagian dan segera akan beroperasi penuh. Kami berterima kasih kepada Kementerian Kesehatan atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan,” demikian dr Arifatul.
Baca: Menkes ajak masyarakat manfaatkan cek kesehatan gratis
