Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Cuaca ekstrim telah mengakibatkan puting beliung menerjang atap 21 rumah milik warga di dua kampung (desa), yakni Pante Raya Timur dan Wih Pesam di Kecamatan Wih Pesam, Bener Meriah, Aceh.
"Ada 21 atap rumah yang mayoritas dilapisi seng lepas berterbangan akibat puting?beliung di Bener Meriah," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Senin.
Peristiwa tersebut, lanjut dia, bermula ketika hadirnya awan hitam yang kian lama menebal di tengah teriknya panas matahari, dan tiba-tiba membentuk awan Comulonimbus dengan durasi berlangsung sekitar setengah jam di mulai sekitar pukul 16.00 WIB.
Kemudian terjadi hujan lebat disertai angin kencang membentuk puting beliung karena berputar dengan memiliki kecepatan sekitar 63 kilometer per jam, sehingga mengangkat benda-benda yang dilewatinya termasuk atap rumah.
"Dengan durasi puting beliung kurang lebih setengah jam,?memporak-porandakan?atap rumah warga di kedua desa ini," katanya.
Ia mengaku, secara umum dampak material terjadi karena serius pada beberapa rumah penduduk, terutama di bagian atap rumah. Jumlah warga yang terdampak hingga kini 21 keluarga, sedangkan korban mengungsi dan korban jiwa dipastikan tidak ada.
"Penanganan darurat dengan melakukan pemasangan terpal di bagian atap rumah penduduk, dan pemberian bantuan logistik untuk masa panik telah dilakukan pemerintah daerah setempat," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat menyatakan, cuaca di Aceh saat ini menunjukkan sedang masa peralihan dari musim penghujan menuju ke musim kemarau.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Blangbintang, Aceh, Zakaria Ahmad mengatakan, Februari 2019 merupakan masa peralihan cuaca dari musim penghujan menuju kemarau di wilayah paling Barat ini.
"Cuaca panas seperti saat ini berpotensi muncul angin kencang, dan cenderung terjadi puting beliung di suatu wilayah akibat tumbuhnya awan Cumulonimbus," katanya.