Sabang (ANTARA) - Hujan memicu longsor di Tanjakan Cot Murong yang berada di jalan lintas nasional menuju lokasi wisata Tugu Kilometer Nol Indonesia di Gampong (Desa) Iboih, Sukakarya, Sabang, Provinsi Aceh, menurut pejabat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Longsoran di Tanjakan Cot Murong itu lebih disebabkan oleh curah hujan dan kondisi tanahnya labil," kata Siswanto, Kepala Stasiun Meteorologi Cot Ba U, Maimun Saleh, Kota Sabang, di Sabang, Kamis.
Siswanto menjelaskan kemiringan Tanjakan Cot Murong yang sampai sudut 85 derajat, serta formasi geologi, curah hujan dan getaran akibat lalu lintas kendaraan ikut memicu longsornya tanah, pasir, dan bongkahan batu di area itu.
Di samping itu, lereng di Tanjakan Cot Murong tersusun oleh tumpukan tanah gembur berseling dengan batuan yang relatif kompak sebagai bidang gelincir. Lereng tersebut tersusun oleh perlapisan batuan dengan arah miring searah bidang lereng dan material blok-blok batuan yang terpisah.
Menurut Siswanto, kontak batuan dasar dengan pelapukan batuan, rekahan/retakan dan perlapisan batuan bisa memicu longsor.
"Zona rekahan atau retakan adalah titik yang memudahkan air meresap dalam batuan atau tanah. Tumpukan tanah lempung yang gembur semakin mudah untuk meloloskan air dan semakin tebal tumpukan tanah, maka semakin besar volume massa material tanah yang akan longsor," katanya.
Kepala Seksi Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sabang Budi menyampaikan sepanjang tahun 2019 sedikitnya sudah lima kali longsor terjadi di Tanjakan Cot Murong dan longsoran bebatuan serta lumpurnya menutupi badan jalan.
"Petugas BPBD Sabang, Babinsa, Bhabinkamtibmas dan masyarakat ikut terlibat membersihkan bebatuan yang menutupi badan jalan dari malam tadi hingga pagi hari," katanya.