Jakarta (ANTARA) - Serangan oleh Milisi Houthi terhadap Bandara Internasional Abha di Provinsi Asir, sebelah baratdaya Arab Saudi pada Rabu pagi waktu setempat yang melukai 26 orang mengundang kecaman berbagai pihak, termasuk Ketua Umum Dewan Pimpinan Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Syeikh Abdurrahman Assudais.
Syeikh Assudais mengecam serangan terori yang dilakukan oleh Milisi Houthi yang menyasar Bandara Internasional Abha yang digunakan oleh ribuan orang setiap hari, termasuk warga sipil Saudi dan dari negara lain di seluruh dunia, menurut pernyataan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Menurut Syeikh Assudais, serangan teror yang telah diklaim oleh Houthi dengan mengumumkannya di depan publik melalui media massa milik mereka merupakan pengakuan bahwa mereka bertanggung jawab penuh atas sasaran dan korban sipil yang dilindungi secara khusus oleh Hukum Internasional.
Dia menambahkan bahwa aksi agresif ini menunjukkan kerusakan akhlak dan keburukan niat para teroris, juga menyingkap rencana-rencana mereka untuk mengincar warga sipil. Hal inin merupakan pelanggaran dan pelecehan terhadap semua nilai, peraturan dan konsensus internasional.
“Aksi teror agresif yang rendah ini tidak mungkin datang dari orang yang beragama atau membela sebuah prinsip. Tindakan ini tidak ditolerir oleh Syariah, adat atau norma apapun. Ia tak lain merupakan kerusakan di muka bumi, terorisme yang penuh dosa dan kriminalitas yang buruk,” tegas Syeikh Assudais.
Dia juga menambahkan, “Kejahatan-kejahatan teroris ini semakin memperkuat tekad pasukan kita untuk menjaga negeri dan penduduknya, juga menjaga kiblat kaum Muslimin dari siapa pun yang berniat merusak Kerajaan Saudi Arabia.”
Sebelumnya, juru bicara resmi Koalisi Untuk Mengembalikan Legitimasi di Yaman, Kolonel Turki Almaliki, mengatakan bahwa pada 02.21 Rabu pagi waktu setempat sebuah proyektil ditembakkan oleh Milisi Houthi dan mengenai ruang kedatangan di Bandara Internasional Abha yang mengakomodasi ribuan penumpang dari berbagai negara setiap hari.
Sebanyak 26 penumpang sipil dari berbagai negara terluka karena serangan tersebut, termasuk tiga wanita dari Yaman, India dan Saudi dan dua anak-anak Saudi, kata Kolonel al-Maliki, dalam pernyataan yang dikutip dari Kantor Berita Saudi (SPA).
Delapan orang dibawa ke rumah sakit untuk perawatan karena cedera sedang, sementara 18 lainnya dirawat di lokasi kejadian karena cedera ringan.
Serangan itu juga merusak beberapa kerusakan di ruang tunggu bandara.
Kolonel Almaliki mengatakan bahwa pasukan militer dan keamanan sedang menentukan jenis proyektil yang digunakan dalam serangan terror tersebut.