Banda Aceh (ANTARA) - Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Banda Aceh menyebutkan sebanyak 925 orang warga Aceh bekerja di berbagai sektor di luar negeri.
"Pada 2018 warga Aceh yang bekerja di luar negeri totalnya 925 orang," kata Kepala BP3TKI Banda Aceh Jaka Prasetiyono di Kantor Bappeda Aceh, Banda Aceh, Jumat.
Ia menjelaskan warga Aceh tersebut dominan bekerja pada sektor industri di Malaysia, dan perusahaan minyak di Timur Tengah.
"Warga Aceh di Malaysia dan Qatar bekerja pada sektor industri dan pendapatannya variatif. Kalau di rupiahkan sekitar, Rp8 juta sampai dengan Rp25 juta," sebut Kepala BP3TKI Banda Aceh.
Lebih lanjut ia menyatakan, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan telah melakukan MoU dengan Negara Jepang dan Korea Selatan.
"Sangat besar peluang kerja di luar negeri dan kami menyarankan warga Aceh khususnya dan Indonesia secara umum lebih selektif memilih biro jasa penyedia tenaga kerja ke luar negeri guna mencegah terjadinya pelanggaran hukum," ujar Jaka.
Dosen University King Abdul Aziz Jeddah, Saudi Arabia, Muhammad Subhan Ishak pada dialog "Peluang dan tantangan kerja di Timur Tengah" di Kantor Bappeda Aceh yang dihadiri seratusan pemuda Aceh dan stakeholders menyatakan, warga Aceh harus memanfaatkan peluang kerja yang sangat besar di Negara Arab Saudi untuk peningkatan kesejahteraan.
"Peluang kerja di semua sektor sangat besar di Arab Saudi. Sekitar 200-an tahun yang lalu warga Aceh mendominasi kerja di semua sektor di Jazirah Arab dan sudah seharusnya orang Aceh kembali ke jati dirinya untuk berhijrah mencari kehidupan yang lebih baik," kata Dosen University King Abdul Aziz Jeddah, Saudi Arabia, Muhammad Subhan Ishak.