Banda Aceh (ANTARA) - Executive Director of Disaster Management Institute of Indonesia (DMII)-Aksi Cepat Tanggap (ACT) Wahyu Novyan mengingatkan perlunya meningkatkan kewaspadaan akan potensi gempa Sunda Megathrust yang dapat berdampak besar bagi masyarakat di Jawa bagian selatan.
"Dalam pengamatan kami, jalur subduksi di wilayah barat Sumatera dan selatan Jawa perlu perhatian ekstra," kata Wahyu dalam siaran pers yang diterima di Banda Aceh, Rabu.
Ia mengatakan, sejumlah sesar atau patahan akibat pelepasan energi melintasi kota-kota besar di Pulau Jawa, seperti Sesar Baribis-Kendeng di antaranya melintasi Surabaya, Semarang, dan bahkan Jakarta.
Kemudian terdapat juga Sesar Lembang yang terbentang 29 kilometer melintasi Bandung Raya, dan memanjang berarah barat-timur terbagi beberapa segmen yang memerlukan perhatian khusus.
Pihaknya mendesak pemangku kepentingan di wilayah-wilayah tersebut baik pemerintah, swasta, dan masyarakat agar mengambil peran aktif dalam upaya mitigasi bencana secara sistematis terutama mitigasi struktural maupun kultural.
Dengan begitu, kata Wahyu, korban jiwa dan kerugian materiil bisa diminimalisir ketika bencana tiba. "Sebagai gambaran, bila gempa megathrust selatan Jawa terjadi dengan magnitudo 9,2, dari kajian kami, 1,7 juta jiwa penduduk di pesisir selatan Jawa berpotensi terdampak," kata dia.
Menurutnya jumlah ini sangat masif termasuk potensi kerugian material. "Cukuplah gempa Lombok, gempa Palu Donggala, dan Tsunami Selat Sunda 2018, menjadi pelajaran bagi kita, bahwa mitigasi bencana adalah keharusan. Mitigasi bencana adalah harga mati," ujar Wahyu.
DMII-ACT: Tingkatkan kewaspadaan potensi gempa sunda megathrust
Rabu, 7 Agustus 2019 15:04 WIB