Banda Aceh (ANTARA) - Elif Kubra dan Edanur merupakan dua mahasiswa asal Turki yang ikut hadir dalam peringatan 480 tahun hubungan persaudaraan Aceh dan Turki, katanya mereka aktif dalam mempromosikan pariwisata Aceh secara langsung di Turki, maupun melalui blognya.
“Saya datang kesini sangat terkejut melihat perayaan hubungan Aceh Turki ini, satu sisi saya sangat bangga karena kakek dan nenek kami masih sangat dihargai dan diingat oleh masyarakat Aceh,” kata Elif di sela-sela acara peringatan tersebut di Banda Aceh, Selasa.
Ia menjelaskan, selama di Aceh dirinya telah mengunjungi beberapa destinasi wisata di Banda Aceh, Pulo Aceh, serta Sabang. Ia menilai budaya Aceh sangat berbeda dengan budaya yang dimiliki negaranya, begitu juga berbagai dengan makanan.
Namun, kata Elif, orang Aceh memiliki sikap yang sangat ramah dan bersahabat saat menyambut kehadiran mereka saat tiba di setiap tujuan bepergian.
“Sebagai vlogger dan blogger saya bertugas ingin menyampaikan kegiatan ini kepada khalayak ramai di Turki, dan juga sebagai aktor di bidang pariwisata saya akan jelaskan Aceh kepada seluruh pengikut (followers) saya,” katanya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan ketika kembali ke Turki ia akan menulis seluruh kegiatan dirinya selama di Aceh, dan akan mempublikasikan melalui blog atau pun media sosial miliknya. Selama di Aceh, ia telah mempublikasikan vidio blognya saat berada di Sabang, katanya, ia menadapatkan sambuatan yang sangat antusias dari para pengikutnya.
“Followers saya sangat antusias, mereka menulis (kolom komentar), kamu sungguh beruntung, kamu berada di surga sekarang,” katanya, menjelaskan pesan di kolom komentar vidio blognya.
Hal senada, Edanur juga menyampaikan dirinya sangat tertarik membagikan informasi seputar tentang hubungan Aceh dan Turki. Bahkan sebelumnya ke Aceh ia sering membagikan informasi tentang budaya, makanan, adat istiadat Indonesia ketika menghadiri pameran yang dibuat mahasiswa Indonesia di Turki.
“Yang membuat saya suka postingan tentang Indonesia ini pertama karena Indonesia negara dengan muslim terbesar di dunia, kemudian hidupnya dengan lebih islami seperti contoh setelah magrib anak-anak mengaji sampai setelah shalat isya, itu saya lihat di Pulau Aceh, itu tidak saya dapatkan di Turki, ini yang ingin saya bagikan ke muslim lain,” katanya.