Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB-HMI) sukses menggelar sarasehan ketahanan pangan di Kabupaten Pidie dalam rangka merumuskan permasalahan pangan di tingkat nasional.
"Kita PB-HMI merumuskan permasalahan pangan khususnya di wilayah Pidie, tujuan kami agar ditemukan solusi yang tepat dan diimplementasikan ke masyarakat," kata Ketua Panitia dari PB-HMI Ken Bimo Sultani dalam keterangannya, di Banda Aceh, Rabu.
Kegiatan yang bertajuk 'Menggali kemandirian Pangan melalui sistem Pertanian dan Pangan yang berkelanjutan' itu dibuka langsung oleh PJ Bupati Pidie Wahyudi Adisiswanto, di Pidie.
Wahyudi mengatakan, Kabupaten Pidie mempunyai 23 kecamatan, 94 kemukiman dan 730 gampong/desa, dengan luas wilayah 314.160,98 ha, dan jumlah kelompok tani yang ada di Kabupaten Pidie sebanyak 3.076 kelompok.
Sedangkan Luas Baku Sawah di Kabupaten Pidie berdasarkan SK Menteri ATR/BPN RI Nomor 686-SK-PG-03-03-XII-2019 tentang Penetapan Luas Baku Sawah nasional yaitu seluas 24.784 ha.
Kemudian, kabupaten itu juga sebagai daerah yang memiliki komoditi tanaman holtikultura seperti bawang merah, diantaranya ada di Kecamatan Batee, Simpang Tiga Kembang Tanjong dan beberapa kecamatan lainnya dengan lahan tanam 342 hektare dan hasil produksi 40.762 ton.
"Maka dalam hal ini diperlukan teknologi yang tepat guna. Inovasi pertanian merupakan suatu keharusan untuk memacu peningkatan produksi, produktifitas dan kualitas produk pertanian yang berdaya saing khususnya dalam bidang holtikultura," kata Wahyudi.
Karena itu, ia mengharapkan HMI mampu menghadirkan pikiran cerdas dalam membangun bangsa bersama dengan pemerintah serta elemen masyarakat lainnya.
"Ini penting untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui sektor pangan dalam pembangunan suatu bangsa, karena pemenuhan pangan rakyat merupakan masalah strategis yang sangat berpengaruh terhadap jatuh bangunnya sebuah negara," ujarnya.
Sementara itu, Perwakilan Dirjen Holtikultura Kementrian Pertanian RI Sri Setiati dalam materinya menyampaikan, untuk mencapai ketahanan pangan petani produktif harus bisa menghasilkan.
"Hasil pertanian bukan hanya untuk produksi skala lokal tapi harus bisa menghasilkan skala nasional dan internasional," katanya.
Hal senada juga disampaikan Kadis Pertanian Pidie, Hasballah berharap semoga dengan adanya acara tersebut Pidie akan menjadi pilot projek ketahanan pangan nasional.
"Semoga Pidie juga menjadi prioritas dari Kementrian Pertanian untuk membantu bangkitkan pertanian di wilayah tersebut," demikian Hasballah.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Kita PB-HMI merumuskan permasalahan pangan khususnya di wilayah Pidie, tujuan kami agar ditemukan solusi yang tepat dan diimplementasikan ke masyarakat," kata Ketua Panitia dari PB-HMI Ken Bimo Sultani dalam keterangannya, di Banda Aceh, Rabu.
Kegiatan yang bertajuk 'Menggali kemandirian Pangan melalui sistem Pertanian dan Pangan yang berkelanjutan' itu dibuka langsung oleh PJ Bupati Pidie Wahyudi Adisiswanto, di Pidie.
Wahyudi mengatakan, Kabupaten Pidie mempunyai 23 kecamatan, 94 kemukiman dan 730 gampong/desa, dengan luas wilayah 314.160,98 ha, dan jumlah kelompok tani yang ada di Kabupaten Pidie sebanyak 3.076 kelompok.
Sedangkan Luas Baku Sawah di Kabupaten Pidie berdasarkan SK Menteri ATR/BPN RI Nomor 686-SK-PG-03-03-XII-2019 tentang Penetapan Luas Baku Sawah nasional yaitu seluas 24.784 ha.
Kemudian, kabupaten itu juga sebagai daerah yang memiliki komoditi tanaman holtikultura seperti bawang merah, diantaranya ada di Kecamatan Batee, Simpang Tiga Kembang Tanjong dan beberapa kecamatan lainnya dengan lahan tanam 342 hektare dan hasil produksi 40.762 ton.
"Maka dalam hal ini diperlukan teknologi yang tepat guna. Inovasi pertanian merupakan suatu keharusan untuk memacu peningkatan produksi, produktifitas dan kualitas produk pertanian yang berdaya saing khususnya dalam bidang holtikultura," kata Wahyudi.
Karena itu, ia mengharapkan HMI mampu menghadirkan pikiran cerdas dalam membangun bangsa bersama dengan pemerintah serta elemen masyarakat lainnya.
"Ini penting untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui sektor pangan dalam pembangunan suatu bangsa, karena pemenuhan pangan rakyat merupakan masalah strategis yang sangat berpengaruh terhadap jatuh bangunnya sebuah negara," ujarnya.
Sementara itu, Perwakilan Dirjen Holtikultura Kementrian Pertanian RI Sri Setiati dalam materinya menyampaikan, untuk mencapai ketahanan pangan petani produktif harus bisa menghasilkan.
"Hasil pertanian bukan hanya untuk produksi skala lokal tapi harus bisa menghasilkan skala nasional dan internasional," katanya.
Hal senada juga disampaikan Kadis Pertanian Pidie, Hasballah berharap semoga dengan adanya acara tersebut Pidie akan menjadi pilot projek ketahanan pangan nasional.
"Semoga Pidie juga menjadi prioritas dari Kementrian Pertanian untuk membantu bangkitkan pertanian di wilayah tersebut," demikian Hasballah.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022