Ada sedikitnya 21 proyek bangunan pemerintah di Kota Lhokseumawe, Aceh, yang kini mangkrak karena berbagai sebab. Puluhan bangunan tersebut dibangun sejak 2008 hingga 2020 pada masa pemerintahan Wali Kota Lhokseumawe Suaidi Yahya, yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka korupsi PT Rumah Sakit (RS) Arun Lhokseumawe.
Pemerintah Kota Lhokseumawe memperkirakan biaya yang sudah terbuang untuk puluhan aset toxic itu sedikitnya mencapai Rp23 miliar. Anggaran yang digunakan untuk pembangunan yaitu berasal dari Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA), hibah dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), serta Anggaran Pendapatan Belanja Kota (APBK).
Baca juga: Ikhtiar Menyelamatkan Puluhan Aset Pemerintah yang Mangkrak di Kota Lhokseumawe
Berikut ini daftar 21 aset bangunan mangkrak di Lhokseumawe yang dihimpun tim ANTARA
1. Gedung Pasar Rakyat Pusong dengan anggaran Rp8,8 miliar
2. Gedung Kesenian dengan anggaran Rp5,2 miliar
3. Gedung Mutu Pendidikan dengan anggaran Rp4,5 miliar
4. Mess Gedung Pengembangan Mutu dan Pelatihan dengan anggaran Rp1,8 miliar
Baca juga: Begini peran tersangka mantan Wali Kota Suaidi Yahya di kasus korupsi PT RS Arun Lhokseumawe
5. Gedung Sarana dan Prasarana Bumi Perkemahan Pramuka dengan anggaran Rp1,4 miliar
6. Pagar Bumi Perkemahan Pramuka dengan anggaran Rp352 juta
7. Pasar Tradisional dengan anggaran Rp1 miliar
8. Pasar Ikan dengan anggaran Rp936 juta.
9. Gedung Bordir Blang Cut dengan anggaran Rp1,1 miliar
Baca juga: Dua tersangka kasus korupsi RS Arun Lhokseumawe ditempatkan bersama di satu sel, Begini tanggapan Lapas dan Kejaksaan
10. Proyek Los H Lantai II dengan anggaran Rp936 juta
11. Cool Storage dan Terminal Bongkar Muat Pasar Induk dengan anggaran Rp2,8 miliar
12. Pasar Rakyat Ujong Blang dengan anggaran Rp5,8 miliar
13. Pasar Rakyat Lhokseumawe dengan anggaran Rp5,7 miliar
14. Gedung Pangan dengan anggaran Rp250 juta
15. Gudang pilot project dengan anggaran Rp40 juta
16. Mushola dan MCK Pilot Project dengan anggaran Rp63 juta
17. Kandang Sapi Pilot Project Gampong Jeulikat (2007) dengan anggaran Rp71,96 juta
18. Kandang Sapi Pilot Project Gampong Jeulikat (2013) dengan anggaran Rp170 juta
19. Kandang Sapi Pilot Project Gampong Jeulikat (2013) dengan anggaran Rp7,9 juta
20. Pagar Karantina Sapi Pilot Project dengan anggaran Rp29 juta
21. Rumah Karyawan Pilot Project dengan anggaran Rp45 juta
Baca juga: Jaksa sita aset tersangka eks Dirut PT RS Arun Lhokseumawe, ada mobil dan surat tanah
Penjabat Wali Kota Lhokseumawedaerah Imran kini membentuk tim penyelamat aset daerah untuk mendata aset yang mangkrak, menganalisa penyebabnya, dan mencoba mencari solusi. Tidak tertutup kemungkinan jumlah proyek bangunan yang mangkrak bisa bertambah, dan belum termasuk aset berupa mesin yang tidak terpakai.
Ini menjadi beban pemerintah daerah di masa kini dan selanjutnya. Apabila terus dibiarkan mangkrak, maka akan jadi "warisan" tidak berguna untuk masyarakat daerah berjuluk Kota Petro Dolar itu hingga ke anak cucu nanti.
Baca juga: Jaksa tolak penangguhan penahanan tersangka korupsi PT RS Arun Lhokseumawe, ini sebabnya
Baca juga: Pj Wali Kota Lhokseumawe dukung pengusutan kasus korupsi RS Arun dilakukan secara transparan
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Pemerintah Kota Lhokseumawe memperkirakan biaya yang sudah terbuang untuk puluhan aset toxic itu sedikitnya mencapai Rp23 miliar. Anggaran yang digunakan untuk pembangunan yaitu berasal dari Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA), hibah dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), serta Anggaran Pendapatan Belanja Kota (APBK).
Baca juga: Ikhtiar Menyelamatkan Puluhan Aset Pemerintah yang Mangkrak di Kota Lhokseumawe
Berikut ini daftar 21 aset bangunan mangkrak di Lhokseumawe yang dihimpun tim ANTARA
1. Gedung Pasar Rakyat Pusong dengan anggaran Rp8,8 miliar
2. Gedung Kesenian dengan anggaran Rp5,2 miliar
3. Gedung Mutu Pendidikan dengan anggaran Rp4,5 miliar
4. Mess Gedung Pengembangan Mutu dan Pelatihan dengan anggaran Rp1,8 miliar
Baca juga: Begini peran tersangka mantan Wali Kota Suaidi Yahya di kasus korupsi PT RS Arun Lhokseumawe
5. Gedung Sarana dan Prasarana Bumi Perkemahan Pramuka dengan anggaran Rp1,4 miliar
6. Pagar Bumi Perkemahan Pramuka dengan anggaran Rp352 juta
7. Pasar Tradisional dengan anggaran Rp1 miliar
8. Pasar Ikan dengan anggaran Rp936 juta.
9. Gedung Bordir Blang Cut dengan anggaran Rp1,1 miliar
Baca juga: Dua tersangka kasus korupsi RS Arun Lhokseumawe ditempatkan bersama di satu sel, Begini tanggapan Lapas dan Kejaksaan
10. Proyek Los H Lantai II dengan anggaran Rp936 juta
11. Cool Storage dan Terminal Bongkar Muat Pasar Induk dengan anggaran Rp2,8 miliar
12. Pasar Rakyat Ujong Blang dengan anggaran Rp5,8 miliar
13. Pasar Rakyat Lhokseumawe dengan anggaran Rp5,7 miliar
14. Gedung Pangan dengan anggaran Rp250 juta
15. Gudang pilot project dengan anggaran Rp40 juta
16. Mushola dan MCK Pilot Project dengan anggaran Rp63 juta
17. Kandang Sapi Pilot Project Gampong Jeulikat (2007) dengan anggaran Rp71,96 juta
18. Kandang Sapi Pilot Project Gampong Jeulikat (2013) dengan anggaran Rp170 juta
19. Kandang Sapi Pilot Project Gampong Jeulikat (2013) dengan anggaran Rp7,9 juta
20. Pagar Karantina Sapi Pilot Project dengan anggaran Rp29 juta
21. Rumah Karyawan Pilot Project dengan anggaran Rp45 juta
Baca juga: Jaksa sita aset tersangka eks Dirut PT RS Arun Lhokseumawe, ada mobil dan surat tanah
Penjabat Wali Kota Lhokseumawedaerah Imran kini membentuk tim penyelamat aset daerah untuk mendata aset yang mangkrak, menganalisa penyebabnya, dan mencoba mencari solusi. Tidak tertutup kemungkinan jumlah proyek bangunan yang mangkrak bisa bertambah, dan belum termasuk aset berupa mesin yang tidak terpakai.
Ini menjadi beban pemerintah daerah di masa kini dan selanjutnya. Apabila terus dibiarkan mangkrak, maka akan jadi "warisan" tidak berguna untuk masyarakat daerah berjuluk Kota Petro Dolar itu hingga ke anak cucu nanti.
Baca juga: Jaksa tolak penangguhan penahanan tersangka korupsi PT RS Arun Lhokseumawe, ini sebabnya
Baca juga: Pj Wali Kota Lhokseumawe dukung pengusutan kasus korupsi RS Arun dilakukan secara transparan
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023