Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Sosial Pemerintah Aceh berupaya segera memulangkan delapan mahasiswa Aceh yang berada di sejumlah kota di China, selain Kota Wuhan sebagai sumber merebaknya virus corona.
"Intinya adik-adik kita yang ada di Tiongkok semuanya tetap kita berupaya. Kami terus serius memperhatikannya dan mudah-mudahan nanti ini akan tertangani semua (pemulangan, red.)," kata Kepala Dinas Sosial Aceh Alhudri di Banda Aceh, Kamis.
Data Dinas Sosial Aceh delapan mahasiswa itu, yakni Desi Yuliana dan Syarifah Huswatun Miswar di Changchun, Ulfi Maulida di Beijing, Putri Keumala Rizki Rani di Jiangsu, Rizki Rinanda di Tianjin, Salwa Islami Athirah di Nanning, Alidha Gafur di Chongqing, dan Aisyah Protonia Tanjung di Jinhua.
Sebanyak 13 mahasiswa Aceh lainnya, kata dia, berada di Kota Wuhan yang telah berlakukan kebijakan isolasi sehingga tidak bisa keluar dan masuk kota tersebut, akibat mewabahnya virus corona.
"Ini begini, tentu nanti kita berdiskusi pastilah. Siapa pun kan sama semua. Insyaallah nanti," katanya saat ditanya apakah delapan orang itu akan ditanggung tiket pemulangannya.
Anggota DPRA Teuku Irwan Djohan mengatakan pihaknya mengapresiasi Pemerintah Aceh yang merespons cepat dalam penanganan mahasiswa Aceh yang berada di China.
Ia mengatakan mulai dari mengirim uang Rp100 juta untuk keperluan pemenuhan logistik bagi mahasiswa di Wuhan, Pemerintah Aceh telah membantu tiket pulang ke Aceh kepada beberapa mahasiswa dari China.
"Nantinya delapan orang lagi ini kita akan komunikasikan terus, kita cari data, nanti kita lihat kondisi mereka, kita cari langkah secepatnya membantu Pemerintah Aceh juga untuk bisa memulangkan mereka ke Aceh," katanya.
Pemprov upayakan pemulangan delapan mahasiswa Aceh di luar Kota Wuhan
Kamis, 30 Januari 2020 21:39 WIB