Jakarta (ANTARA) - Sempat dikabarkan terbuat dari plastik, Samsung Mobile Product Manager Samsung Electronics Indonesia, Verry Octavianus Wijaya, mengkonfirmasi bahwa layar yang digunakan Samsung Galaxy Z Flip terbuat dari kaca dengan tebal 30 micron atau 0,03mm.
“Teknologinya Ultra Thin Glass (UTG), jadi ini memang produk dari kaca. Kaca kalau di bawah 30 micron itu bisa dilipat. Prosesnya itu berlapis lapis, tidak hanya satu, tapi ada layar lain dan lainnya,” ujar Verry dalam acara “Exclusive Galaxy Z Flip Preview” di Jakarta, Kamis.
Tak hanya teknologi UTG yang memungkinkan layar untuk dilipat, ponsel lipat Galaxy Z Flip juga mengusung teknologi baru Freestop Hinge yang memungkinkan perangkat untuk dibuka dan ditekuk dengan posisi 90 derajat, layaknya sebuah laptop.
“Kita sudah coba 200.0000 kali. Logika kalau setiap hari buka-tutup 100 kali itu berarti bisa tahan 5 tahun,” kata Verry.
“Jadi, kita mengeluarkan produk ini sudah dengan protokol yang sangat ketat ketika sampai konsumen,” dia melanjutkan.
Namun, belum lama ini sejumlah review dari luar negeri menyebutkan bahwa layar Galaxy Z Flip ringkih. Layar perangkat itu disebut gampang tergores saat tes uji ketahanan layar menggunakan cutter, seperti yang dilakukan channel Youtube JerryRigEverything.
“Ketika ngomong glass apakah boleh kita pakai pisau digaris-garis atau apa? Ada sebagian pedoman pemakaian. Kita minta minta untuk penggunannya pun harus dirawat, jadi lebih hati-hati,” kata Verry.
Untuk menjamin perangkat, sekaligus memberi rasa aman kepada konsumen, seperti pada Galaxy Fold, Samsung juga menghadirkan garansi Premier Galaxy Z Flip.
“Jadi, konsumen bisa melakukan garansi selama satu tahun untuk mengklaim apabila terjadi dan hanya membayar maksimum sebesar Rp1,6 juta,” ujar Verry.
“Di Fold Rp2 juta karena layarnya sendiri di atas Rp9 juta, sementara Z Flip harga layar kurang lebih Rp6-7 juta,” tambah dia.