Banda Aceh, 26/9 (Antaraaceh) - Para petani tadah hujan di Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah, karena tanaman padi mereka sudah dua kali gagal panen, akibat kemarau panjang.
Ketua Pemuda Tani pada Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Aceh Tarmizi A Gani di Banda Aceh, Jumat menyatakan, pemerintah harus segera turun tangan membantu para petani di 26 desa di Kecamatan Peudada itu, karena sudah dua kali mereka gagal panen.
Dikatakan, kalau saja program "Suplesi" (memasukkan air ke waduk) tidak dihapus atas atas kesepakatan eksekutif dan legislatif Kabupaten Bireuen, maka petani di Kecamatan Peudada itu tidak gagal panen.
"Para petani di sana tidak hanya gagal panen padi, tapi juga program pengembangan kacang kedelai juga bernasib serupa atau gagal," katanya.
Ia berharap agar pemerintah baik Kabupaten Bireuen maupun Provinsi Aceh segera membantu meringankan beban petani, karena mereka tidak ada penghasilan lain kecuali menanam padi.
"Saya sudah coba melakukan lobi dan pendekatan serta berkomunikasi dengan DPRK Bireuen serta beberapa pejabat pemerintah di sana, namun belum ada solusi, yang ada hanya ungkapan dari para petinggi tersebut yang akan berusaha untuk memperjuangkan ke depan," ujarnya.
Pada bagian lain, Tarmizi juga berharap agar Pemerintah Aceh segera membenahi irigasi yang tidak berfungsi, sehingga bisa mengairi sawah.
Petani di Aceh yang telah menjadi salah satu andalan nasional dalam mendukung swasembada beras, patut sekali diberi penghormatan atas nama negara, penghargaan dan penghormatan, katanya.
Dikatakan, sarana dan prasarana terutama irigasi di seluruh Aceh merupakan mimpi bertahun para petani yang hingga sekarang belum terjawab.
Pembangunan irigasi Aneuk Gajah Rheut di Kecamatan Peudada, yang diperkirakan sudah dikerjakan tujuh tahun yang lalu dan sampai saat ini belum siap, katanya. (Heru)
Petani Bireuen Butuh Bantuan
Jumat, 26 September 2014 16:12 WIB