Jakarta (ANTARA) - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) memberikan pelatihan daring kepada para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dengan mengajak praktisi untuk berbagi tips dalam berwirausaha jamu.
Dalam kolaborasi dengan BRI Research Institute ini, BRI mengadakan pelatihan daring "TANAM RERAMBAT: Tanaman Rempah Ramuan Obat" dengan menghadirkan pendiri laman jamudigital.com Karyanto sebagai pembicara utama di Jakarta, Minggu.
Selama pelatihan berlangsung, Karyanto membagikan pengalaman dalam mengelola bisnis yang berada di sektor industri jamu-jamuan atau empon-empon sebagai motivasi atau kiat-kiat sukses kepada pelaku usaha lainnya.
Ia memaparkan gerakan back to nature yang mengajarkan masyarakat untuk berpindah dari obat-obatan sintetik menjadi obat-obatan berbahan alami (herbal) atau yang dikenal dengan sebutan obat tradisional atau jamu telah digaungkan di seluruh dunia.
"Masyarakat dunia sudah aware dengan bahan alami dan tentu ini menjadi suatu potensi yang luar biasa," kata Karyanto.
Karyanto juga mengungkapkan bahwa saat ini ada 30.000 spesies tanaman di Indonesia, dengan 9.600 di antaranya terindikasi bermanfaat sebagai obat. Namun, pemanfaatannya baru mencapai 300 jenis tanaman.
"Jadi potensinya masih sangat besar dan menjadi daya saing bangsa Indonesia dengan negara lain," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, pelaku UMKM binaan BRI, Murjiyati, yang berasal dari Dusun Kiringan, Bantul, Yogyakarta, yang dikenal sebagai Desa Wisata Jamu, turut membagikan pengalaman dalam memasarkan produk jamu-jamuan.
Pemilik bisnis Jamu Rizky Barokah yang sudah berbisnis sejak 35 tahun terakhir ini menuturkan bahwa pelaku UMKM tak perlu malu berjualan jamu atau empon-empon karena produk ini semakin diakui sebagai ramuan yang memiliki kegunaan untuk kesehatan dan dibutuhkan oleh semua kalangan.
Selain mendapat cerita pengalaman dari praktisi, peserta pelatihan daring juga meraih tambahan pengetahuan mengenai layanan keuangan dan pentingnya persiapan dana darurat serta hari tua dari BRI. Pelaku UMKM dapat mempersiapkan dana-dana tersebut melalui produk DPLK BRI.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi sarana BRI untuk memperkenalkan aplikasi Link UMKM yang bisa digunakan pelaku usaha untuk menjalankan pemberdayaan terpadu.
"Melalui aplikasi ini, diharapkan lebih banyak lagi UMKM yang siap naik kelas dan merambah pasar internasional ke depannya," katanya.
Selama ini, BRI dan BRI Research Institute terus berkomitmen untuk menyelenggarakan pelatihan daring berbasis komoditas untuk inspirasi para pelaku usaha sampai dengan rencana 12 edisi di sepanjang tahun 2021.
Ia mengatakan pelatihan UMKM secara reguler ini dilakukan melalui rumah BUMN BRI yang tersebar di 56 titik dengan jadwal yang tersedia di setiap rumah BUMN yang dikelola BRI.
"Ada juga pelatihan tematik UMKM secara nasional setiap hari Rabu pukul 14.00 sampai 16.00 WIB dengan menghadirkan pembicara/narasumber yang handal dan ahli di bidangnya," kata Aestika.