Calang, Aceh Jaya (ANTARA) - Belasan gedung sekolah dan puluhan hektare lahan sawah warga di Kabupaten Aceh Jaya terendam banjir sejak sepekan terakhir, yang dipicu akibat curah hujan dengan intesitas tinggi.
Basrun, guru yang mengajar di Desa Panggong, Kecamatan Krueng Sabee, Aceh Jaya menjelaskan akibat banjir aktivitas proses belajar mengajar tatap muka harus ditiadakan. Guru juga tidak bisa ke sekolah karena jalan tergenang air.
“Kalau banjir memang tidak bisa kita lewati kesana, apalagi jalan menuju sekolah kami tidak jauh dari sungai," kata Basrun di Aceh Jaya, Selasa.
Menurut Basrun wilayah setempat memang kerap terjadi banjir, bahkan peristiwa banjir bisa tejadi hingga dua kali dalam sebulan, tergantung kondisi cuaca.
"Kalau hujan deras sering banjir bahkan bisa saja satu bulan ada yang dua kali banjir," katanya.
Sementara itu, Dinas Pendidikan Aceh Jaya mencatat 11 sekolah yang terendam banjir meliputi SD Negeri 12 Ie Jeurengeh Sampoiniet, SD Negeri 3 Darul Hikmah, SD Negeri 2 Setia Bakti, SD Negeri 5 Krueng Sabee Alue Thoe, SD Negeri 7 Krueng Sabee.
SD Negeri 8 Krueng Sabee Geuni, SD Negeri 9 Krueng Sabee Panggong, SMP Negeri 3 Krueng Sabee Buntha, SD Negeri 3 Panga, SD Negeri 6 Panga dan SD Negeri 7 Panga.
Selain gedung sekolah, juga terdapat puluhan hektare tamanan warga seperti padi dan jangun di sejumlah desa yang terancam gagal panen akibat terendam banjir.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Jaya Teuku Reza Fahlevi mengatakan sekitar 20 hektare tanaman jagung dan padi di dua kecamatan yang terancam gagal panen akibat dampak banjir yang melanda Aceh Jaya sejak Kamis (25/3) lalu.
"Hari ini merupakan banjir kali yang kedua setelah beberapa hari sebelumnya juga dilanda banjir luapan di sejumlah zona pertanian Aceh Jaya," kata Teuku Reza.
Akibatnya, kata Reza sejumlah lahan pertanian jagung dan padi di zona pertanian Kecamatan Teunom dan Kecamatan Panga masih digenangi air hingga Selasa (30/3) kemarin sore.
Reza belum mengetahui kerugian yang dialami petani akibat banjir tersebut. Namun bisa dipastikan sebagian petani akan terancam gagal panen.
"Khusus tanaman jagung berdasarkan informasi dari para petani jika genangan air tidak boleh melebihi dua hari, karena itu akan lebih rentan mati," kata Reza.
Ia juga menghimbau kepada seluruh petani yang lahannya terkena imbas banjir agar segera mendata ke pihak Balai Penyuluh Pertanian (BPP) terdekat.
Pihaknya menawarkan solusi bagi petani Aceh Jaya untuk bisa bergabung dan mengikuti program asuransi pertanian guna untuk mengantisipasi apabila sewaktu-waktu musibah banjir kembali melanda Aceh Jaya.
"Kita mengimbau dan mengajak khususnya para petani yang wilayahnya rentan terhadap bencana banjir untuk bisa mengikuti program asuransi pertanian kedepan, kita siap memfasilitasinya apalagi info yang kita dapat jika biayanya juga lumayan ekonomis dan terjangkau," kata Reza.