Aceh Tamiang (ANTARA) - Perajin gula aren di Kabupaten Aceh Tamiang kewalahan melayani pelanggan karena permintaan gula aren selama bulan suci Ramadhan 1442 Hijriah meningkat.
Ketua kelompok tani perajin gula aren di Desa Rantau Pauh, Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang, Didi Rahmad (42), di Aceh Tamiang, mengatakan, selama Ramadhan pemesan gula merah dari dapur produksinya harus antre. Bahkan ada pelanggan tetapnya terpaksa tidak bisa dilayani.
“Ada kawan saya sebelum puasa sudah pesan, tapi belum terlayani sampai sekarang. Kami kewalahan karena permintaan gula aren meningkat selama bulan puasa ini,” kata Didi Rahmad.
Didi Rahmad khusus memproduksi gula aren asli. Namun, ada juga anggota kelompok membuat gula aren campur sesuai pesanan pelanggan. Saat Ramadhan gula aren diburu warga dan pedagang untuk membuat olahan menu berbuka puasa.
“Konsumen yang pesan langsung ke rumah maupun melalui telepon sudah ada daftar tunggu. Permintaan gula aren asli meningkat hingga dua kali lipat. Sedangkan harga Rp25 ribu per kilogram," sebutnya.
Kendati pesanan gula aren sedang naik, namun Didi Rahmad kesulitan mencari bahan baku. Air nira dari kebunnya tidak cukup memenuhi kebutuhan pasar.
“Kami harus mengumpulkan air nira hingga banyak, baru dimasak menjadi gula. Sekarang susah mencari bahan baku, sekali masak hanya dapat 16 hingga 20 kilogram saja,” kata Didi Rahmad.