Aceh Barat Daya (ANTARA) - Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Akmal Ibrahim mengatakan refocusing atau perubahan anggaran menyebabkan keuangan pemerintah kabupaten menumpuk akibat terlambatnya proses pengamprahan di awal tahun 2021.
Hal tersebut disampaikan Akmal Ibrahim saat bincang-bincang dengan sejumlah wartawan di Blangpidie, ibu kota Kabupaten Abdya, Selasa.
Menurut Bupati, minimnya realisasi anggaran 2021 hingga membengkak di kas daerahnya juga disebabkan pihak rekanan tidak menarik uang muka pekerjaan proyek.
“Terkadang agak aneh juga kontraktor di daerah ini. Anggaran berjalan, tapi tidak ada yang mengambil uang muka 30 persen untuk pekerjaan proyek, makanya anggaran menjadi bengkak di kas daerah,” tuturnya.
Ia juga menyatakan membengkaknya anggaran di kas daerah tersebut juga disebabkan terjadinya proses refocusing, sehingga pemerintah kabupaten tidak bisa merealisasikan keuangan di tengah adanya perubahan anggaran.
“Refocusing anggaran Mei 2021. Kemudian uang dari pusat masuk ke kas daerah juga bulan Mei. Antara masuk dan keluar sama, sehingga kapan kita gunakan anggarannya, makanya membengkak,” papar Bupati.
Bupati mencontohkan posisi kas daerah sekarang di atas Rp200 miliar. Padahal normal kas daerah Rp150 miliar. Kenapa tidak ada realisasi, karena selama ini tengah proses refocusing anggaran.
Ia berharap kepada pihak rekanan pemenang tender agar secepatnya mengajukan pencairan uang muka pekerjaan proyek tersebut agar kondisi keuangan di kas daerah menjadi normal, sehingga penilaiannya menjadi bagus.
“Maksud saya supaya kontraktor untuk ambil uang muka, supaya realisasi keuangan kita pada semester ini bisa di atas 20 persen sebagaimana diharapkan pusat, apalagi pemerintah pusat selalu memantau kita” tuturnya.
Adapun pemerintah pusat menginginkan proses realisasi keuangan daerah dipercepat agar anggaran sumber dari pemerintah bisa dengan cepat beredar, sehingga roda perekonomian masyarakat menjadi lancar di daerah-daerah.