Jakarta (ANTARA) - Termasuk sewaktu menjadi asisten pelatih Juergen Klinsmaan dari 2004-2006, ini kelima kalinya Joachim Loew mempersiapkan timnya menghadapi Portugal dalam sebuah turnamen besar. Dia sudah empat kali mempersembahkan kemenangan dari empat kali mempersiapkan timnya melawan Portugal sebagai manajer.
Kemenangan yang terbaru terjadi pada fase grup Piala Dunia 2014 ketika Portugal menyerah 0-4 dan Jerman menjadi juara dunia di Brazil.
Tetapi tujuh tahun terakhir petanya berubah drastis. Jerman tercecer pada peringkat 12 dunia versi FIFA, sebaliknya Portugal menyodok ke urutan kelima dan berubah jauh lebih kuat tatkala menjuarai Piala Eropa 2016.
Kini, Portugal memuncaki sementara klasemen Grup F Euro 2020 setelah dua gol Ronaldo mewarnai kemenangan 3-0 atas Hungaria. Sang supertar Juventus yang mantan pemain Real Madrid dan Manchester United sudah mencetak 11 gol dalam lima putaran final Euro berturut-turut.
Tetapi Ronaldo tidak pernah bisa menjebol gawang Die Mannschaft. Tulah Jerman, dan selalu menang dalam lima laga terakhir, membuat kubu Jerman optimistis saat kedua tim bertemu lebih dini dalam pertandingan kedua Grup F di Allianz Arena, Muenchen, Sabtu pukul 23.00 WIB nanti.
"Kami berharap keluar sebagai pemenang dengan kemenangan kelima (secara beruntun)," kata bek Matthias Ginter seperti dikutip AFP.
Namun ada kekhawatiran besar yang menyelimuti skuad Jerman bahwa kali ini mereka tak bisa menaklukkan Portugal yang artinya bisa mengulang malapetaka tiga tahun lalu ketika mereka terlempar dari Piala Dunia 2018 setelah menjadi juru kunci fase grup.
"Jika ada pemain timnas, atau bahkan pelatih, yakin sekali kita bakal melangkah ke 16 besar, ada risiko terulangnya kegagalan dalam Piala Dunia 2018," tulis harian Bild di Jerman.
Tetapi pemain-pemain tim Panser tetap yakin bisa membalikkan keadaan. "Kami tim yang hebat, kami berkualitas dan bisa melangkah jauh, kami tetap yakin pada diri kami sendiri," kata gelandang Emre Can.
Namun untuk melangkah sejauh itu Jerman harus mereformasi pasukannya, terutama menajamkan barisan serang saat beroperasi di kotak penalti lawan, apalagi pertahanan Portugal tak kalah tangguh dari Prancis.
Jerman tak perlu ada koreksi di sepertiga pertamanya sekalipun Mats Hummels membuat gol bunuh diri yang membuat Prancis menang. Mereka relatif sanggup meredam trio semaut Kylian Mbappe, Antoine Griezmann dan Karim Benzema, kendati Mbappe dan Benzema menciptakan gol yang kemudian dianulir karena offside.
Loew tak akan mengganti trio beknya, tapi dia harus mengubah dramatis susunan pemain eselon-eselon selanjutnya agar mendapatkan poin penuh dari laga melawan Portugal dan menyingkirkan jauh-jauh bayangan buruk terulangnya tragedi 2018.
Kekalahan kedua Jerman hanya membuat Portugal menjadi tim keempat yang lolos lebih awal ke 16 besar dan sekaligus yang ketujuh berturut-turut dalam Piala Eropa.
"Sungguh fundamental mengawali dengan pijakan yang benar agar memperoleh kepercayaan diri dan kini kami harus berlanjut kepada pertandingan berikutnya dan juga dengan kemenangan," kata Cristiano Ronaldo.
Bersama 106 gol dari 176 pertandingan untuk Portugal, Ronaldo kini berselisih tiga gol dari daftar pencetak gol terbanyak sepanjang masa yang diciptakan seorang pesepakbola untuk timnasnya. Ali Daei yang membela Iran dari 1993 sampai 2006 adalah orang yang memegang rekor 109 gol.
"Kami semua tahu kualitasnya dan betapa mudahnya bagi menciptakan gol itu," kata playmaker Portugal Bruno Fernandes.
Tetapi Matthias Ginter menyatakan salah besar jika Jerman hanya fokus mengawal Ronaldo karena masih ada Fernandes, Diogo Jota dan Bernardo Silva yang mampu menjadi penentu kemenangan.
Pelatih Portugal Fernando Santos malah masih punya cadangan tak kalah mengerikan pada diri Andre Silva yang mencetak 28 gol di Bundesliga bersama Eintracht Frankfurt, bintang Atletico Madrid Joao Felix dan Renaot Sanches dari juara Liga Prancis Lille.
Santos bahkan tak mau hasil seri saat melawan Jerman. Pilihannya hanya dua. "Membunuh atau dibunuh," kata Santos.
Prediksi susunan sebelas pemain pertama
Portugal: Rui Patricio; Nelson Semedo, Ruben Dias, Pepe, Raphael Guerreiro; Danilo Pererira, William Carvalho; Diogo Jota, Bruno Fernandes, Bernardo Silva; Cristiano Ronaldo
Jerman: Manuel Neuer; Matthias Ginter, Mats Hummels, Antonio Rudiger; Joshua Kimmich, Ilkay Gundogan, Toni Kroos, Robin Gosens; Leroy Sane, Thomas Mueller; Serge Gnabry
Skenario pertandingan
Laga melawan Prancis mengekspos kelemahan-kelemahan Jerman, terutama tiadanya pencipta gol mumpuni. Serge Gnabry yang dipercaya memimpin barisan serang, tak bisa apa-apa saat melawan Prancis itu.
Kemitraannya dengan Thomas Muller dan Kai Havertz malah membuat Jerman kalah kelas dari tim serang Prancis yang efisien. Gnabry dan Havertz mungkin termasuk yang harus dirotasi Joachim Loew.
Jika ini yang terjadi, maka Leroy Sane bisa menjadi starter, bahkan lebih revolusioner lagi dipasangkan dengan Kevin Volland.
Yang juga titik lemah Jerman adalah bek kanannya. Joshua Kimmich sering bergerak ke tengah, dan itu tidak efektif. Sayang, cedera pada Lukas Klostermann membuat Kimmich tak ada lawan dalam posisi itu.
Di lapangan tengah, Loew bisa mencoba Leon Goretzka tapi memainkan penuh dia berisiko mengingat masih dalam pemulihan dari cedera. Jadi, amanlah Ilkay Gundogan dan Toni Kroos sebagai starter.
Jika Kimmich masih tergoda beroperasi ke tengah. Loew terpaksa memasang Matthias Ginter dalam peran lebih melebar. Tak masalah karena bek ini terbiasa mengisi posisi ini bersama Borussia Moenchgladbach.
Tetapi itu membuat Robin Gosens menjadi lebih ke dalam seolah bek tengah ketiga melapis duo bek tengah Mats Hummels dan Antonio Rudiger yang memproteksi kiper Manuel Neuer.
Sementara itu, pelatih Portugal Fernando Santos sudah pasti mempelajari kekalahan Jerman dari Prancis.
Dia tahu bek-bek Jerman sulit mengimbangi kecepatan Kylian Mbappe. Santos punya pemain seperti Mbappe, dan Rafa Silva orangnya. Silva agak digeser ke kanan yang selama ini ditempati Bernardo Silva.
Dengan begitu, Silva dan Diogo Jota, menempati sayap serangan berbeda. Dua orang ini pelari ulung yang sulit dihentikan lawan. Skema ini juga membuat Bruno Fernandes melebar, sedangkan Cristiano Ronaldo tetap mata pedang serangan Portugal.
Jota dan Silva akan mendapatkan sokongan dari dua bek sayap Nelson Semedo dan Raphael Guerreiro yang berlari overlapping. Sedikit keistimewaan Guerreiro adalah kerap bergerak diagonal ke tengah seperti saat mencetak gol ke gawang Hungaria.
Di bagian tengah, Danilo Pereira dan William Carvalho tetap menjadi poros ganda. Jika Carvalho tak memungkinkan menjadi starter, maka Ruben Neves siap mendampingi Danilo.
Santos masih punya stok bomber seperti Renato Sanches, Joao Felix dan Pedro Goncalves yang bisa membuat perbedaan bagi timnya. Sedangkan untuk pertahanan, Ruben Dias dan Pepe tak tergantikan dalam melindungi kiper Rui Patricio.
Statistik kedua tim
Jerman kalah 0-1 dari Prancis pada pertandingan pertama putaran final Euro 2020, sebaliknya Portugal menang 3-0 melawan Hungaria.
Jerman sudah 18 kali bertemu Portugal di mana Die Mannschaft lebih sering menang ketimbang Selecao. Jerman menang 10 kali dan kalah tiga kali.
Portugal tak pernah mengalahkan Jerman dalam 21 tahun terakhir. Terakhir menang dalam fase grup Euro 2000 ketika hattrick Sergio Conceicao memenangkan Portugal 3-0.
Tapi Portugal hanya sekali kalah pada 16 pertandingan terakhirnya sejak Oktober 2019. Portugal juga tak terkalahkan pada 22 dari 23 pertandingan Euro terakhirnya.
Portugal mencetak paling sedikit 2 gol dalam 6 dari 7 pertandingan terakhirnya.
Review Euro 2020, Jerman vs Portugal
Sabtu, 19 Juni 2021 8:55 WIB