Banda Aceh (ANTARA) - Usulan calon pahlawan nasional asal Aceh Letkol (Purn) Teuku Abdul Hamid Azwar mulai diverifikasi dan peninjauan lapangan oleh tim Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Tingkat Pusat (TP2GP).
"Verifikasi ini dilakukan setelah dokumen usulan pahlawan nasional tersebut disampaikan kepada Kementerian Sosial beberapa bulan lalu," kata Ketua Tim penyusun Naskah Teuku Abdul Hamid, Zulkarnaini Syeh Joel, di Banda Aceh, Kamis.
Syeh Joel mengatakan, Tim TP2GP bersama rombongan dari perpustakaan nasional tiba di Aceh hari ini guna melakukan verifikasi dan jejak pendapat dengan ahli sejarah bersama masyarakat.
"Tim TP2GP akan menuju ke Kabupaten Bireuen untuk melakukan verifikasi secara faktual dari semua dokumen bukti yang telah kita ajukan beberapa waktu yang lalu, sebagai mana kita ketahui, Bireuen merupakan daerah T Abdul Hamid," ujarnya.
Selain itu, kata Syeh Joel, tim penyusun naskah dan Pemerintah Aceh juga sudah siap mengikuti proses verifikasi faktual tentang sosok Teuku Abdul Hamid Azwar sebelum ditetapkan nama-nama pahlawan Nasional oleh Presiden Jokowi.
"Kami alhamdulillah sudah siap, segala persiapan untuk menyambut mereka sudah rampung, bahkan masyarakat Bireuen, khususnya Samalanga sangat antusias menunggu kedatangan tim," kata Syeh Joel.
Untuk diketahui, Teuku Hamid Azwar adalah tokoh pejuang kemerdekaan berjiwa pembisnis, politikus, serta seorang tokoh pendiri Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Ia merupakan keturunan dari Ampon Chik Samalanga (Bireuen) ke 8, dari pasangan Teuku Chik Muhammad Ali Basyah dan Cut Nyak Hajjah Ummi Kalsum atau dikenal Cut Nyak PO dari Meuraxa, Kota Banda Aceh.
Pendidikan masa kecil Teuku Hamid Azwar dihabiskan di Kutaraja untuk belajar agama dan menempuh pendidikan formal.
Ia menjalani pendidikan dasar di sekolah Belanda, Hollandsch Inlandsche School (HIS) di Peunayong yang dikhususkan untuk anak-anak golongan atas.
Setamat dari HIS, Teuku Hamid melanjutkan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO).
Teuku Hamid juga seorang politikus dan terlibat dalam pendirian Partai Indonesia Raya (Parindra) di Aceh dan juga sekolah pergerakan.
Pada saat pengumuman Proklamasi Kemerdekaan, bersama Syamaun Gaharu dan Perwira Giyu Gun lainnya, Teuku Hamid mendirikan Angkatan Pemuda Indonesia (API).
Dalam perkembangannya API berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), setelah itu menjadi Tentara Republik Indonesia, dan akhirnya menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Teuku Hamid mendapatkan kedudukan cukup tinggi sebagai dan penting sebagai Kepala Staf Divisi V Aceh dengan pangkat Mayor dan Letkol.
Ia memimpin pelucutan senjata tentara Jepang serta mencegah Belanda untuk kembali menduduki Aceh saat agresi kedua.
Ketika diangkat oleh Panglima Sumatera sebagai Kepala Staf SK 2A (Intendans) Komandan Sumatera yang berkedudukan di Bukit Tinggi, Teuku Hamid mulai mendirikan perusahaan dagang Central Trading Company (CTC) yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan TNI.
CTC tidak hanya memasok senjata, amunisi, dan obat-obatan kepada TNI, tetapi juga melakukan pembelian pesawat Avron Ansonuntuk memperkuat angkatan udara dana kapal laut PPB 58 LB untuk memperkuat angkatan laut Indonesia.
Di luar itu, Teuku Hamid Azwar juga yang menginisiasi pendirian Gedung Sarinah Jakarta sebagai pusat perbelanjaan pertama di Indonesia dan termegah di masanya.
"Dari sejumlah bukti yang telah disampaikan kepada pemerintah pusat melalui Gubernur Aceh, kita berharap bapak Presiden berkenan menetapkan putra Aceh kelahiran Samalanga itu mendapat gelar kehormatan sebagai pahlawan nasional dari negara atas jasa baik sebelum merdeka maupun dalam mengisi kemerdekaan NKRI," demikian Syeh Joel.
Usulan Teuku Abdul Hamid jadi pahlawan nasional asal Aceh diverifikasi
Kamis, 19 Agustus 2021 12:12 WIB