Meulaboh (ANTARA Aceh) - Komandan Korem 012 Teuku Umar Kolonel Arh Ruruh A Setyawibawa mengintruksikan jajaran TNI-AD untuk melakukan sistem jemput bola mengawal terlaksananya peningkatan ketahanan dan swasembada pangan di Provinsi Aceh.
"Kita sudah tekankan bahwa Korem, Kodim, Danramil, Babinsa, merapat untuk mendekat jemput bola dengan dinas terkait. Persoalan petani itu sudah menjadi prioritas pemerintah dan kita mendorong mereka supaya lebih meningkat lagi," katanya di Meulaboh, Jumat.
Hal itu disampaikan di sela-sela koffe morning dan silaturahmi dengan sejumlah wartawan bekerja di wilayah teritorial Korem 012 TU, sebelah barat selatan mulai dari Kabupaten Aceh Singkil sampai Kota Sabang yang turut dihadiri seluruh pejabat di jajaran Korem 012.
Danrem Ruruh mengatakan, tujuan utama dari keberadaan TNI bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam hal ini instansi terkait untuk meminimalisir hal-hal yang bersifat fiktif terhadap pencapaian program swasembada pangan yang diprogramkan pemerintah.
Dengan adanya keterlibatan langsung Dandim sampai Babinsa bersama petani dapat memantau secara dekat aktivitas serta produktivitas pertanian tanaman pangan akibat penciutan lahan serta realisasi program ketahanan pangan nasional sesuai realita.
Sebut Danrem Ruruh, keberadaan TNI ditengah masyarakat selain untuk mengsukseskan program optimasi tentang swasembada pangan juga dapat dimanfaatkan sebagai wahana mendekatkan diri dengan masyarakat dan sebagai kerjasama meningkatkan kesejahteraan rakyat serta meningkatkan situasi secara umum semakin baik.
"Dengan keberadaan kita ini meminimalisir hal-hal yang sifatnya fiktif, karena data tahun 2013-2014 mungkin belum sempat terkoreksi. Laporan kita bukan ke pemda tapi ke Kodam hingga Mabes TNI, jangan sampai datanya tidak ter up-grade sesuai realita di lapangan," tegasnya.
Lebih lanjut disebutkan, peran TNI saat ini tidak hanya sebatas menyukseskan program ketahanan pangan makanan pokok seperti padi, kedelai dan jagung, akan tetapi juga berorientasi sampai kepada sektor kelautan, perikanan, peternakan serta perikanan budidaya masyarakat provinsi ujung barat Indonesia itu.
Sebut Danrem, TNI harus melakukan pendataan ulang mulai dari bawah jangan sampai data yang mungkin sudah tidak sesuai dengan perkembangan industri masih terbawa padahal kenyataannya sudah berkurang karena perkebunan sawit, coklat maupun karet yang sedang dikembangkan di Aceh.
Karenanya dengan keberadaan Babinsa mendata ulang diharapkan pihaknya bisa menekan adanya ketidak sengajaan laporan fiktif akibat penciutan lahan sehingga muncul data terbaru agar tercapai target pemerintah dalam program optimasi swasembada pangan.
"Ketika semuanya benar, situasi semakin baik rakyat semakin tenang, ketika itu terjadi cepat atau lambat kesejahteraan rakyat Indonesia akan meningkat sesuai harapan semua pihak," katanya menambahkan.
"Kita sudah tekankan bahwa Korem, Kodim, Danramil, Babinsa, merapat untuk mendekat jemput bola dengan dinas terkait. Persoalan petani itu sudah menjadi prioritas pemerintah dan kita mendorong mereka supaya lebih meningkat lagi," katanya di Meulaboh, Jumat.
Hal itu disampaikan di sela-sela koffe morning dan silaturahmi dengan sejumlah wartawan bekerja di wilayah teritorial Korem 012 TU, sebelah barat selatan mulai dari Kabupaten Aceh Singkil sampai Kota Sabang yang turut dihadiri seluruh pejabat di jajaran Korem 012.
Danrem Ruruh mengatakan, tujuan utama dari keberadaan TNI bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam hal ini instansi terkait untuk meminimalisir hal-hal yang bersifat fiktif terhadap pencapaian program swasembada pangan yang diprogramkan pemerintah.
Dengan adanya keterlibatan langsung Dandim sampai Babinsa bersama petani dapat memantau secara dekat aktivitas serta produktivitas pertanian tanaman pangan akibat penciutan lahan serta realisasi program ketahanan pangan nasional sesuai realita.
Sebut Danrem Ruruh, keberadaan TNI ditengah masyarakat selain untuk mengsukseskan program optimasi tentang swasembada pangan juga dapat dimanfaatkan sebagai wahana mendekatkan diri dengan masyarakat dan sebagai kerjasama meningkatkan kesejahteraan rakyat serta meningkatkan situasi secara umum semakin baik.
"Dengan keberadaan kita ini meminimalisir hal-hal yang sifatnya fiktif, karena data tahun 2013-2014 mungkin belum sempat terkoreksi. Laporan kita bukan ke pemda tapi ke Kodam hingga Mabes TNI, jangan sampai datanya tidak ter up-grade sesuai realita di lapangan," tegasnya.
Lebih lanjut disebutkan, peran TNI saat ini tidak hanya sebatas menyukseskan program ketahanan pangan makanan pokok seperti padi, kedelai dan jagung, akan tetapi juga berorientasi sampai kepada sektor kelautan, perikanan, peternakan serta perikanan budidaya masyarakat provinsi ujung barat Indonesia itu.
Sebut Danrem, TNI harus melakukan pendataan ulang mulai dari bawah jangan sampai data yang mungkin sudah tidak sesuai dengan perkembangan industri masih terbawa padahal kenyataannya sudah berkurang karena perkebunan sawit, coklat maupun karet yang sedang dikembangkan di Aceh.
Karenanya dengan keberadaan Babinsa mendata ulang diharapkan pihaknya bisa menekan adanya ketidak sengajaan laporan fiktif akibat penciutan lahan sehingga muncul data terbaru agar tercapai target pemerintah dalam program optimasi swasembada pangan.
"Ketika semuanya benar, situasi semakin baik rakyat semakin tenang, ketika itu terjadi cepat atau lambat kesejahteraan rakyat Indonesia akan meningkat sesuai harapan semua pihak," katanya menambahkan.