Satgas catat kasus aktif COVID di Aceh tersisa 397 orang

Ilustrasi - Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada warga saat vaksinasi saweu gampong (berkunjung ke desa-desa) di Desa Ilie, Ulee Kareng, Banda Aceh, Aceh, Senin (20/9/2021). (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/aww)

Banda Aceh (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Pemerintah Aceh menyebutkan kasus aktif warga terinfeksi virus corona di provinsi setempat tersisa 397 orang, namun masyarakat tetap diminta disiplin protokol kesehatan mengingat pandemi COVID-19 belum berakhir.

"Pasien aktif COVID-19 di Aceh tersisa 397 orang. Kasus aktif ini merupakan warga yang masih positif COVID-19 dan sedang menjalani isolasi mandiri dan perawatan di rumah sakit," Juru Bicara COVID-19 Saifullah Abdulgani di Banda Aceh, Senin.

Dia menjelaskan kasus aktif COVID-19 itu tersebar di seluruh kabupaten/kota di Tanah Rencong, meliputi warga Aceh Utara 62 orang, Nagan Raya 56 orang, Banda Aceh 45 orang, Aceh Besar 37 orang, Pidie 31 orang, Aceh Tenggara 23 orang.

Selanjutnya warga Aceh Tamiang 18 orang, Aceh Tengah 16 orang, Aceh Barat 15 orang, Bener Meriah dan Sabang masing-masing 12 orang, Gayo Lues 11 orang, Aceh Timur 10 orang, Langsa dan Bireuen sembilan orang serta puluhan kasus sisanya tersebar di beberapa daerah lain.

Saifullah mengatakan rincian kasus aktif COVID-19 tersebut juga telah termasuk dengan perkembangan kasus COVID-19 pada (18/10), yakni terdapat penambahan kasus baru sebanyak 14 orang, penambahan kasus sembuh 50 orang serta nihil kasus meninggal dunia.

Hingga kini, kata Saifullah, secara akumulatif kasus COVID-19 di Aceh telah mencapai 38.212 orang, di antaranya pasien yang masih dirawat sebanyak 397 orang, pasien yang telah sembuh 35.784 orang, dan pasien yang meninggal dunia 2.031 orang.

Meski kasus COVID-19 di Aceh terus turun, dia tetap meminta masyarakat disiplin penerapan protokol kesehatan, mengingat penularan masih terus terjadi di tengah masyarakat. Paling penting disiplin memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas (5M).

"Semoga mereka yang baru terinfeksi virus corona dapat membujuk kontak eratnya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan untuk memperkecil risiko bagi dirinya dan orang-orang di sekitarnya,” katanya.