Blangpidie (ANTARA Aceh) - Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Barat Daya, Edwar Taufik mengatakan, siswa calon penerima Kartu Indonesia Pintar didaftarkan langsung oleh pihak sekolah masing-masing berdasarkan kartu bantuan siswa miskin (BSM).
“Sekolah pun mendaftarkan siswa berdasarkan kartu BSM,†kata Sekretaris Dinas Pendidikan Abdya, Edwar Taupik di Blangpidie.
Edwar Taufik mengakui tidak tahu belum atau sudah sampainya kartu Indonesia Pintar itu, karena kartu tersebut dikirim langsung ke POS, lagipula Dinas Pendidikan tidak dilibatkan saat melakukan pendataan.
“tanyakan langsung ke pos, kita tidak tau, apa sudah sampai atau belum, lagipula dinas pendidikan tidak dilibatkan dalam pendataan, malah, kita tidak tau siapa yang melakukan pendataan,’’ ungkapnya
Ia mengakui sudah berupaya menanyakan kepada beberapa kepala Desa untuk mengetahui siapa yang melakukan pendataan, namun kades pun tidak tau penyaringan tersebut, sehingga cukup banyak di Abdya pemengang kartu BSM tidak tepat sasaran.
“kades saja tidak tau dari kalangan mana yang melakukan pendataan kartu BSM itu dulu,†katanya
Ia menambahkan, Dinas Pendidikan hanya perantara dalam mengumpulkan data calon penerima kartu Indonesia Pintar berdasarkan usulan dari sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Abdya.
Sedangkan pihak sekolah, mengirimkan daftar usulan nama siswa tersebut khusus bagi siswa yang memiliki kartu BSM. Sedangkan banyak siswa lainn yang kategori miskin namannya tidak usulkan sekolah karena tidak memiliki kartu BSM.
“banyak siswa-siswa miskin di Abdya tidak terdaftarkan karena tidak memiliki kartu BSM,’’ katanya
Ia melanjutkan, banyak siswa miskin di Abdya tidak diusulkan untuk mendapatkan kartu Indonesia Pintar tersebut bukan karena kesalahan pihak sekolah, akan tetapi kesalahan tersebut pada saat penyaringan penerima kartu BSM.
“yang memiliki kartu BSM banyak siswa anak orang kaya, sementara siswa miskin mendapatkan, ini kesalahan saat penyaringan pertama dulu,†katanya
Ia mengakui, jumlah penerima kartu Indonesia Pintar saat ini sudah ada pada dinas pendidikan, berhubung staf yang membidangi persoalan tersebut sekarang sedang mengikuti pelatihan diluar daerah.
“Daftar sudah ada pada staf, tapi dia sedang ikut pelatihan di jakarta, tunggu dia pulang dulu, karna saya tidak tau jumlahnya†katanya
Kepala SMPN Tangan-Tangan, Miswar mengatakan, dari jumlah 418 siswa disekolahnya, sekitar 263 orang siswa yang bakal mendapatkan kartu Indonesia Pintar, karena pengiriman tersebut dilakukan berdasarkan siswa yang memiliki kartu BSM.
“daftarnya kami kirim berdasarkan kartu BSM yang dimiliki siswa, sedangkan siswa miskin lain tidak bisa kami kirim namannya karena tidak ada nomor kartu BSM,†katanya
Ia mengakui, sebanyak 418 siswa yang sekolah di SMP Tangan-Tangan tersebut rata-rata berasal dari keluarga tidak mampu.
“Siswa di SMPN Tangan-Tangan rata-rata miskin dan berhak semua mendapatkan kartu Indonesia Pintar yang diprogramkan oleh bapak Presiden Jokowi,â€katanya
Drs, Nasruddin,.As, M.Hum, Akademisi Uin Ar-Raniry yang berkebetulan sedang berada di Abdya, saat diminta tangapannya mengenai hal tersebut mengatakan, kalau memang pemberian kartu Indonesia Pintar itu harus berpedoman pada kartu BSM yang lalu itu tidak cocok lagi karena sudah unsang.
“karena bisa saja siswa yang tidak terdaftar atau tidak memiliki kartu BSM kebutuhannya lebih parah dari yang punya kartu,†katanya
Oleh karena itu, kata Dosen Uin Ar-Raniry tersebut, sebaiknya pemerintah harus menurunkan tim kembali untuk melakukan pendataan ulang, agar, semua orang-orang miskin yang anaknya masih sekolah dapat terbantu dengan program yang digalakan oleh joko Widodo tersebut.
“harus turunkan tim kembali, lakukan pendataan ulang, supaya program presiden itu benar-benar terwujud sebagaimana yang diharapkan oleh bapak presiden,†kata Nasruddin
“Sekolah pun mendaftarkan siswa berdasarkan kartu BSM,†kata Sekretaris Dinas Pendidikan Abdya, Edwar Taupik di Blangpidie.
Edwar Taufik mengakui tidak tahu belum atau sudah sampainya kartu Indonesia Pintar itu, karena kartu tersebut dikirim langsung ke POS, lagipula Dinas Pendidikan tidak dilibatkan saat melakukan pendataan.
“tanyakan langsung ke pos, kita tidak tau, apa sudah sampai atau belum, lagipula dinas pendidikan tidak dilibatkan dalam pendataan, malah, kita tidak tau siapa yang melakukan pendataan,’’ ungkapnya
Ia mengakui sudah berupaya menanyakan kepada beberapa kepala Desa untuk mengetahui siapa yang melakukan pendataan, namun kades pun tidak tau penyaringan tersebut, sehingga cukup banyak di Abdya pemengang kartu BSM tidak tepat sasaran.
“kades saja tidak tau dari kalangan mana yang melakukan pendataan kartu BSM itu dulu,†katanya
Ia menambahkan, Dinas Pendidikan hanya perantara dalam mengumpulkan data calon penerima kartu Indonesia Pintar berdasarkan usulan dari sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Abdya.
Sedangkan pihak sekolah, mengirimkan daftar usulan nama siswa tersebut khusus bagi siswa yang memiliki kartu BSM. Sedangkan banyak siswa lainn yang kategori miskin namannya tidak usulkan sekolah karena tidak memiliki kartu BSM.
“banyak siswa-siswa miskin di Abdya tidak terdaftarkan karena tidak memiliki kartu BSM,’’ katanya
Ia melanjutkan, banyak siswa miskin di Abdya tidak diusulkan untuk mendapatkan kartu Indonesia Pintar tersebut bukan karena kesalahan pihak sekolah, akan tetapi kesalahan tersebut pada saat penyaringan penerima kartu BSM.
“yang memiliki kartu BSM banyak siswa anak orang kaya, sementara siswa miskin mendapatkan, ini kesalahan saat penyaringan pertama dulu,†katanya
Ia mengakui, jumlah penerima kartu Indonesia Pintar saat ini sudah ada pada dinas pendidikan, berhubung staf yang membidangi persoalan tersebut sekarang sedang mengikuti pelatihan diluar daerah.
“Daftar sudah ada pada staf, tapi dia sedang ikut pelatihan di jakarta, tunggu dia pulang dulu, karna saya tidak tau jumlahnya†katanya
Kepala SMPN Tangan-Tangan, Miswar mengatakan, dari jumlah 418 siswa disekolahnya, sekitar 263 orang siswa yang bakal mendapatkan kartu Indonesia Pintar, karena pengiriman tersebut dilakukan berdasarkan siswa yang memiliki kartu BSM.
“daftarnya kami kirim berdasarkan kartu BSM yang dimiliki siswa, sedangkan siswa miskin lain tidak bisa kami kirim namannya karena tidak ada nomor kartu BSM,†katanya
Ia mengakui, sebanyak 418 siswa yang sekolah di SMP Tangan-Tangan tersebut rata-rata berasal dari keluarga tidak mampu.
“Siswa di SMPN Tangan-Tangan rata-rata miskin dan berhak semua mendapatkan kartu Indonesia Pintar yang diprogramkan oleh bapak Presiden Jokowi,â€katanya
Drs, Nasruddin,.As, M.Hum, Akademisi Uin Ar-Raniry yang berkebetulan sedang berada di Abdya, saat diminta tangapannya mengenai hal tersebut mengatakan, kalau memang pemberian kartu Indonesia Pintar itu harus berpedoman pada kartu BSM yang lalu itu tidak cocok lagi karena sudah unsang.
“karena bisa saja siswa yang tidak terdaftar atau tidak memiliki kartu BSM kebutuhannya lebih parah dari yang punya kartu,†katanya
Oleh karena itu, kata Dosen Uin Ar-Raniry tersebut, sebaiknya pemerintah harus menurunkan tim kembali untuk melakukan pendataan ulang, agar, semua orang-orang miskin yang anaknya masih sekolah dapat terbantu dengan program yang digalakan oleh joko Widodo tersebut.
“harus turunkan tim kembali, lakukan pendataan ulang, supaya program presiden itu benar-benar terwujud sebagaimana yang diharapkan oleh bapak presiden,†kata Nasruddin