Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan mendorong pengembangan penyelenggaraan sekolah ramah anak di wilayah provinsi paling barat Indonesia itu, baik bagi sekolah umum maupun sekolah luar biasa.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh Alhudri mengatakan pengembangan sekolah ramah anak dilakukan melalui penandatanganan kerjasama dengan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK dan PLB) serta Save Education Aceh (SEA).
“Pemerintah Aceh menginginkan semua anak, termasuk anak-anak yang memiliki disabilitas agar tidak tertinggal dan mendapatkan pendidikan berkualitas, yang merupakan bagian dari hak mereka,” kata Alhudri di Banda Aceh, Kamis.
Dalam program itu, Dinas Pendidikan Aceh sebagai pihak kedua yang merupakan perpanjangan tangan PPPPTK TK dan PLB untuk melaksanakan tugas dan bertanggungjawab melalui kegiatan supervisi, bimbingan, arahan, saran dan bantuan teknis pada pelaksanaan program sekolah ramah anak di Banda Aceh dengan bantuan tenaga profesional tim Terapis.
Saat ini, kata dia, ada tiga sekolah ramah anak yang telah diluncurkan, meliputi SD Negeri 25 Kota Banda Aceh, SD Negeri 20 Kota Banda Aceh dan SD Negeri 56 Kota Banda Aceh.
Program sekolah ramah anak yang diselenggarakan bersama PPPPTK TK dan PLB menjadi salah satu penguat dalam menjadikan Aceh sebagai provinsi ramah anak, kata Alhudri.
Ia menyebutkan sekolah ramah anak merupakan program inovasi yang digulirkan pemerintah untuk mendukung sekolah, guru dan sistem pendidikan untuk mengakomodasi keragaman anak dan kebutuhan mereka di sekolah.
“Sekolah merupakan bagian terpenting untuk menumbuhkan anak menjadi individu sehat, bahagia dan bisa menjadi diri terbaiknya melalui penerimaan dan pengembangan potensi bersama para gurunya,” katanya.
Alhudri berharap program yang sedang dilaksanakan di tiga sekolah tersebut dapat menjadi model bagi sekolah lain di seluruh Aceh, sehingga nantinya seluruh sekolah yang ada di daerah Tanah Rencong itu dapat menjadi sekolah ramah anak.
“Anak berkebutuhan khusus tidak pernah meminta untuk dilahirkan dalam keadaan seperti ini dan orang tuanya pun tidak mengetahuinya. Program sekolah ramah anak menjadi wadah untuk menghargai mereka sebagai manusia yang memiliki kesempatan dan hak yang sama untuk belajar,” katanya.
Sementara itu, Kepala PPPPTK TK dan PLB Abu Khaer mengatakan program sekolah ramah anak telah lebih dahulu diperkenalkan sebagai pilot project di beberapa SLB di Kota Bandung, Jawa Barat.
“Program ini fokus pada pengembangan sumber daya manusia bagi pendidik dan pemangku kepentingan pada penyediaan layanan pendidikan untuk anak-anak serta meningkatkan keterlibatan orang tua,” katanya.
Ke depan, diharapkan dengan adanya pilot project tersebut maka semua sekolah yang ada di Aceh dapat mengadopsi program sekolah ramah anak.