Martunis Hamzah, putra daerah Reulet, kepada wartawan di Lhokseumawe, Minggu mengatakan, masyarakat di sekitar kampus Unimal Reulet sangat tidak ingin apabila pembangunan gedung pusat rektorat dipindahkan ke daerah lain.
Ia menyatakan, salah satu alasan Unimal dinegerikan dulu harus ada lahan. Dimana pada saat itu, warga Reulet melalui permintaan dari Pemkab Aceh Utara saat itu mau menyerahkan lahan mereka dan menjualnya dengan harga Rp40 per meter untuk bisa dibangun kampus Unimal.
"Dengan harapan masyarakat saat itu, kawasan Reulet bisa lebih maju adanya kampus tersebut," ujarnya.
Namun kini di saat Unimal sudah berstatus negeri dan begitu maju, pusat administrasinya malah dipindahkan ke daerah lain.
"Kami selaku putra daerah Reulet mengharapkan, agar pusat adiministrasi Unimal tetap dibangun di Reulet sebagai pusat kampus," ujar Martunis.
Lebih lanjut ungkap Martunis lagi, kepastian pembangunan gedung rektorat dan pusat administrasi Unimal itu, sudah ada kepastian yang akan dibangun tahun 2015 di kampus Bukit Indah, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, dengan pagu anggaran Rp25 miliar yang dimenangkan oleh perusahaan PT Noval Ciptaflora dengan harga penawaran sebesar Rp24,237 miliar.
Disebutkan, masyarakat di kawasan Reulet berencana akan melakukan aksi unjukrasa di depan kampus Unimal Reulet, untuk menentang pemindahan pembangunan gedung adiministrasi kampus tersebut pada 9 Juni 2015.
Sementara itu, Kepala Humas Unimal Masriadi mengatakan, pembangunan gedung pusat administrasi dimana saja boleh dan lumrah dilakukan oleh dunia kampus, untuk pengembangan universitas.
Terkait masalah pengembangan kawasan Reulet menjadi lebih maju, kata dia, pihak Unimal akan membangun Rumah Sakit Pendidikan di Reulet dan penambahan fakultas lagi di kampus Reulet, yaitu Fakultas FKIP, selain dari yang telah ada sekarang yaitu Fakultas Teknik.
"Kita sangat berkomitmen membangun kawasan Reuleut tersebut. Bayangkan apabila dibangun rumah sakit dan penambahan fakultas lagi di Reulet. Pasti kawasan tersebut akan semakin maju dan memberi efek multiplayer kepada masyarakat setempat," kata Masriadi.
