Meulaboh (ANTARA Aceh) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat bersama Kementrian Agama dan para pemuka agama menjadwalkan "rukhyatul hilal" (melihat anak bulan) untuk menentukan jatuh hari pertama puasa Ramadhan 1436 Hijriah pada Selasa petang.
Bupati Aceh Barat H T Alaidinsyah di Meulaboh, Selasa mengatakan kegiatan ini rutin dilaksanan setiap tahun menyambut puasa Ramadhan sehingga adanya satu kesepahaman antara pemerintah (umara) dan ulama dalam menentukan jadwal hari pertama puasa.
"Kegiatan ini merupakan rutinitas yang kita laksanakan setiap tahun baik menjelang awal Ramadhan maupun memasuki 1 Syawal supaya ada satu ketetapan dan kesepakatan bersama dalam melaksanakan ibadah," katanya.
Disampaikan melalui Kasubag Hubungan media massa Pemda Aceh Barat Jopi Diansyahputra disampaikan, pada tahun ini rukhyatul hilal dilaksanakan di pantai wisata Suak Geudeubang, Kecamatan Bubon, dikawasan tersebut sudah beberapa kali dilaksanakan hal serupa.
Di lokasi pantai wisata Suak Geudeubang ini berada di bibir pantai hamparan Samudera Indonesia-Hindia, apabila kondisi langit tidak mendung maka awal Ramadhan akan terlihat jelas yang ditandai keluarnya anak bulan diarah barat mata hari terbenam.
Sebut Bupati Alaidinsyah, di kawasan setempat juga sudah didirikan satu monumen bangunan rukyatul hilal oleh pemerintah yang rencananya digunakan secara berkelanjutan untuk menentukan hari-hari besar bagi umat muslim di kawasan setempat.
"Dalam rukyatul hilal ini semua pihak dilibatkan, apabila hari ini tidak terlihat anak bulan baik karena tertutup awan ataupun faktor alam lainya maka nanti akan diputuskan oleh musyawarah peserta yang dipercayakan oleh pemerintah," imbuhnya.
Alaidinsyah menyampaikan, dalam pelaksanaan rukhyatul hilal di kawasan tersebut sering terjadi perbedaan pendapat dalam masyarakat namun hal itu dianggap tidaklah menjadi suatu pertentangan dalam mengambil keputusan menetapkan awal Ramadhan 1436 Hijriah.
Selain berpedoman pada kegiatan rukhyatul hilal dipantai secara manual tersebut, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan daerah lain yang melaksanakan kegiatan serupa. Disamping juga berpedoman pada pada surat keputusan Menteri Agama RI tentang penentuan awal Ramadhan 1436 Hijriah.
Tegas Alaidinsyah, apabila terjadi perbedaan waktu atau hari penentuan awal Ramadhan diharapkan tidak menjadi sebab terjadinya perpecahan dikalangan umat muslim, justru perbedaan tersebut dianggap sebagai rahmad.
"Bila terjadi perbedaan dalam implementasi kegiatan ini jangan menjadi sebab perpecahan umat Islam di Aceh Barat, justru kita perlu saling menghargai dan menghormati dalam menuju satu tujuan menjalankan ibadah," katanya menambahkan.
Bupati Aceh Barat H T Alaidinsyah di Meulaboh, Selasa mengatakan kegiatan ini rutin dilaksanan setiap tahun menyambut puasa Ramadhan sehingga adanya satu kesepahaman antara pemerintah (umara) dan ulama dalam menentukan jadwal hari pertama puasa.
"Kegiatan ini merupakan rutinitas yang kita laksanakan setiap tahun baik menjelang awal Ramadhan maupun memasuki 1 Syawal supaya ada satu ketetapan dan kesepakatan bersama dalam melaksanakan ibadah," katanya.
Disampaikan melalui Kasubag Hubungan media massa Pemda Aceh Barat Jopi Diansyahputra disampaikan, pada tahun ini rukhyatul hilal dilaksanakan di pantai wisata Suak Geudeubang, Kecamatan Bubon, dikawasan tersebut sudah beberapa kali dilaksanakan hal serupa.
Di lokasi pantai wisata Suak Geudeubang ini berada di bibir pantai hamparan Samudera Indonesia-Hindia, apabila kondisi langit tidak mendung maka awal Ramadhan akan terlihat jelas yang ditandai keluarnya anak bulan diarah barat mata hari terbenam.
Sebut Bupati Alaidinsyah, di kawasan setempat juga sudah didirikan satu monumen bangunan rukyatul hilal oleh pemerintah yang rencananya digunakan secara berkelanjutan untuk menentukan hari-hari besar bagi umat muslim di kawasan setempat.
"Dalam rukyatul hilal ini semua pihak dilibatkan, apabila hari ini tidak terlihat anak bulan baik karena tertutup awan ataupun faktor alam lainya maka nanti akan diputuskan oleh musyawarah peserta yang dipercayakan oleh pemerintah," imbuhnya.
Alaidinsyah menyampaikan, dalam pelaksanaan rukhyatul hilal di kawasan tersebut sering terjadi perbedaan pendapat dalam masyarakat namun hal itu dianggap tidaklah menjadi suatu pertentangan dalam mengambil keputusan menetapkan awal Ramadhan 1436 Hijriah.
Selain berpedoman pada kegiatan rukhyatul hilal dipantai secara manual tersebut, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan daerah lain yang melaksanakan kegiatan serupa. Disamping juga berpedoman pada pada surat keputusan Menteri Agama RI tentang penentuan awal Ramadhan 1436 Hijriah.
Tegas Alaidinsyah, apabila terjadi perbedaan waktu atau hari penentuan awal Ramadhan diharapkan tidak menjadi sebab terjadinya perpecahan dikalangan umat muslim, justru perbedaan tersebut dianggap sebagai rahmad.
"Bila terjadi perbedaan dalam implementasi kegiatan ini jangan menjadi sebab perpecahan umat Islam di Aceh Barat, justru kita perlu saling menghargai dan menghormati dalam menuju satu tujuan menjalankan ibadah," katanya menambahkan.