Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Mantan Rektor Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe Prof H A Hadi Arifin menyatakan, pihak rektorat agar tidak meninggalkan sejarah berdirinya perguruan tinggi negeri itu dengan memindahkan gedung pusat administrasi.
"Bila pusat administrasi Unimal dari Desa Reulet, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara, ke kampus bukit indah di Desa Padang Sakti, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe, dinilai menghilangkan sejarah," katanya di Lhokseumawe, Sabtu.
Dikatakan, apabila nanti memang benar akan dilakukan pemindahan gedung pusat administrasi Unimal, maka telah menghilangkan jejak sejarah, seharusnya jejak sejarah Unimal jangan dihilangkan.
Hadi Arifin menambahkan, kampus Unimal telah ada sejak tahun 1987 dan dinegerikan pada tahun 2002, hal tersebut terjadi karena adanya perjuangan para ilmuan-ilmuan Aceh terdahulu.
Mengenai hal pemindahan gedung pusat administrasi perlu dikaji kembali, apalagi dimasa Bupati Aceh Utara Kol Ali Basyah hingga Ilyas A Hamid atau Ilyas Pase, memperjuangan agar kampus utama Unimal di Desa Reulet, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara.
"Mengenai hal pemindahan itu, maka kita minta untuk dikaji ulang, apa lagi saat ini masyarakat menerima dengan baik adanya kampus Unimal di Desa Reulet," tutur Hadi Arifin.
Salah seorang alumni Unimal Ahmad Dani mengatakan, kampus itu dinegerikan oleh pemerintah pusat tidak terlepas dari peran masyarakat Desa Reulet.
Masyarakat Desa Reuleut serta sekitarnya yang bersedia memberikan lahan untuk proses pembangunan kampus itu, sehingga masyarakat setempat bersedia lahannya dijadikan lokasi kampus dengan ganti rugi yang tidak memadai.
"Apabila kampus tersebut tetap dipindahkan, maka pihak Unimal telah mengkhianati warga Aceh Utara," ujar Ahmad Dani.
Sementara itu, terkait dengan masalah pemindahan gedung administrasi tersebut, sebagaimana diberitakan sebelumnya, Rektor Unimal Prof Apridar menyebutkan, pihaknya sudah menyampaikan fokus pengembangan kampus utama ke sejumlah tokoh masyarakat di sekitar kampus Reuleut.
Untuk tahun 2015, di Reuleut didirikan Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP) dengan tujuh jurusan.
"Tahun ini penerimaan mahasiswa perdana untuk FKIP. Jumlah mahasiswa FKIP di seluruh kampus di Indonesia itu selalu membludak, termasuk di Unimal yang pusat belajar FKIP juga dipusatkan di Reuleut," ujarnya.
Selain itu, di Reuleut juga dibangun Rumah Sakit Pendidikan (RSP) dengan menggunakan dana APBN. Direncanakan rumah sakit itu mulai dibangun tahun ini.
"Pembangunan rumah sakit dengan skema multi years, mengingat begitu besar dana yang dibutuhkan. Kami pikir, jika rumah sakit itu berdiri di Reuleut, maka semakin mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat Reuleut," terangnya.
Ditambahkan, jika rumah sakit itu telah selesai dibangun dan dioperasionalkan, maka Fakultas Kedokteran yang kini berada di Cunda, Lhokseumawe juga akan dipindahkan ke Reuleut. Hal itu agar memudahkan mahasiswa kedokteran untuk praktik dan dosen kedokteran bisa melakukan penelitian di rumah sakit itu.
"Dukungan masyarakat, pemerintah daerah, lembaga donor dan lain sebagainya tentu sangat diperlukan untuk mewujudkan dan mempercepat seluruh pembangunan di kampus Reuleut," terangnya.
"Bila pusat administrasi Unimal dari Desa Reulet, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara, ke kampus bukit indah di Desa Padang Sakti, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe, dinilai menghilangkan sejarah," katanya di Lhokseumawe, Sabtu.
Dikatakan, apabila nanti memang benar akan dilakukan pemindahan gedung pusat administrasi Unimal, maka telah menghilangkan jejak sejarah, seharusnya jejak sejarah Unimal jangan dihilangkan.
Hadi Arifin menambahkan, kampus Unimal telah ada sejak tahun 1987 dan dinegerikan pada tahun 2002, hal tersebut terjadi karena adanya perjuangan para ilmuan-ilmuan Aceh terdahulu.
Mengenai hal pemindahan gedung pusat administrasi perlu dikaji kembali, apalagi dimasa Bupati Aceh Utara Kol Ali Basyah hingga Ilyas A Hamid atau Ilyas Pase, memperjuangan agar kampus utama Unimal di Desa Reulet, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara.
"Mengenai hal pemindahan itu, maka kita minta untuk dikaji ulang, apa lagi saat ini masyarakat menerima dengan baik adanya kampus Unimal di Desa Reulet," tutur Hadi Arifin.
Salah seorang alumni Unimal Ahmad Dani mengatakan, kampus itu dinegerikan oleh pemerintah pusat tidak terlepas dari peran masyarakat Desa Reulet.
Masyarakat Desa Reuleut serta sekitarnya yang bersedia memberikan lahan untuk proses pembangunan kampus itu, sehingga masyarakat setempat bersedia lahannya dijadikan lokasi kampus dengan ganti rugi yang tidak memadai.
"Apabila kampus tersebut tetap dipindahkan, maka pihak Unimal telah mengkhianati warga Aceh Utara," ujar Ahmad Dani.
Sementara itu, terkait dengan masalah pemindahan gedung administrasi tersebut, sebagaimana diberitakan sebelumnya, Rektor Unimal Prof Apridar menyebutkan, pihaknya sudah menyampaikan fokus pengembangan kampus utama ke sejumlah tokoh masyarakat di sekitar kampus Reuleut.
Untuk tahun 2015, di Reuleut didirikan Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP) dengan tujuh jurusan.
"Tahun ini penerimaan mahasiswa perdana untuk FKIP. Jumlah mahasiswa FKIP di seluruh kampus di Indonesia itu selalu membludak, termasuk di Unimal yang pusat belajar FKIP juga dipusatkan di Reuleut," ujarnya.
Selain itu, di Reuleut juga dibangun Rumah Sakit Pendidikan (RSP) dengan menggunakan dana APBN. Direncanakan rumah sakit itu mulai dibangun tahun ini.
"Pembangunan rumah sakit dengan skema multi years, mengingat begitu besar dana yang dibutuhkan. Kami pikir, jika rumah sakit itu berdiri di Reuleut, maka semakin mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat Reuleut," terangnya.
Ditambahkan, jika rumah sakit itu telah selesai dibangun dan dioperasionalkan, maka Fakultas Kedokteran yang kini berada di Cunda, Lhokseumawe juga akan dipindahkan ke Reuleut. Hal itu agar memudahkan mahasiswa kedokteran untuk praktik dan dosen kedokteran bisa melakukan penelitian di rumah sakit itu.
"Dukungan masyarakat, pemerintah daerah, lembaga donor dan lain sebagainya tentu sangat diperlukan untuk mewujudkan dan mempercepat seluruh pembangunan di kampus Reuleut," terangnya.