"Penghargaan yang diberikan kepada Sultan Ali Mughayat Syah tidak sebanding dengan penghargaan yang telah kita berikan kepada Sultan Iskandar Muda," katanya dalam orasi peradaban di sela-sela pra kongres peradaban Aceh di Banda Aceh, Sabtu.
Ia menjelaskan Sultan Ali Mughayat Syah merupakan bapak pemersatu Aceh sehingga perlu diberikan penghargaan yang memadai kepada bapak pemersatu Aceh.
"Penamaan nama beliau yang mengelilingi Aceh itu sebagai upaya mengenang jasa Sultan Ali Mughayat Syah dan sekaligus rasa syukur kita akan simbul persatuan Aceh sebagaimana yang diwariskan almarhum saat ini," katanya.
Sultan Alimughayat Syah merupakan kesultanan Aceh Darussalam (1511-1530) yang berhasil mempersatukan Aceh.
Ia berharap nama tersebut dapat ditebalkan pada nama jalan raya di provinsi berpenduduk sekitar 4,5 juta jiwa itu.
Sementara itu Wali Nanggroe Malik Mahmud menyatakan apa yang disampaikan oleh guru besar UI yang juga putra Aceh itu sangat baik dan akan diupayakan agar bisa diwujudkan.
"Usul itu sangat bagus dan kita akan memperjuangkan itu dan juga akan memperjuangkan nama-nama pahlawan Aceh lainnya," katanya.
Dalam kegiatan pra kongres tersebut hadir diantaranya Adnan Ganto, Ahmad Farhan Hamid mantan Wakil Ketua MPR yang juga ketua panitia, Mantan Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim dan para budayawan dan berbagai unsur masyarakat dari Aceh dan luar Aceh.
Sekretaris panitia Mustafa Ismail mengatakan Pra Kongres Peradaban Aceh 2015 yang digelar di Banda Aceh itu membahas penguatan bahasa lokal di provinsi ujung paling barat Indonesia.
"Bahasa adalah identitas dan alat mengkomunikasikan peradaban itu sendiri," demikian Mustafa Ismail.
