Banda Aceh (ANTARA) - Kalangan akademisi menyebutkan perlu disiapkan jalur alternatif untuk distribusi elpiji ketika sebuah wilayah terdampak bencana seperti banjir bandang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
"Penyaluran elpiji melalui jalur alternatif tersebut menjadi solusi penting ketiga akses ke wilayah distribusi terdampak bencana, seperti dialami tiga provinsi di Sumatera akibat bencana," kata Fahmy Radhi, akademi Universitas Gajah Mada (UGM) dalam keterangan tertulis diterima di Banda Aceh, Rabu.
Menurut dia, penyaluran elpiji melalui jalur alternatif tersebut menjadi solusi penting di saat belum memungkinkan distribusi secara normal. Distribusi bisa melalui laut maupun udara.
"Seperti dilakukan Pertamina saat distribusi elpiji ke Aceh, melalui laut dan udara. Dan ini cukup membantu masyarakat terdampak bencana di provinsi tersebut," kata Fahmy Radhi yang juga pengamat energi UGM.
Baca juga: Elpiji langka, warga di Abdya terpaksa gunakan kayu bakar untuk memasak
Ia juga menilai upaya Pertamina dalam mendistribusikan elpiji di wilayah bencana di Aceh telah maksimal di tengah kondisi medan dan kerusakan infrastruktur.
"Kami mengapresiasi Pertamina karena berbagai cara mendistribusikan elpiji kepada masyarakat yang terdampak bencana. Dan ini tentu tidaklah mudah," katanya.
Begitu juga dengan operasi pasar di daerah tidak terdampak langsung, cukup
membantu masyarakat yang kesulitan memperoleh pasokan elpiji akibat akses yang masih terputus.
Oleh karena itu, Fahmy Radhi mengajak masyarakat memahami kondisi lapangan dan proses distribusi yang sedang diupayakan. Tentunya, Pertamina terus mengupayakan agar masyarakat korban bencana bisa dapat elpiji,
"Kami mengapresiasi, meskipun masih ada masyarakat yang belum mendapatkan elpiji karena kendala akses seperti jalan dan jembatan di wilayah bencana yang masih terputus," kata Fahmy Radhi.
Baca juga: Pengamat: Distribusi elpiji di wilayah bencana lebih sulit dibandingkan BBM
