Langsa (ANTARA Aceh) - Sejumlah warga dusun pendidikan Desa Birem Puntong Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa Provinsi Aceh, mendesak pemerintah daerah setempat untuk memperbaiki jalan yang berkubang dan tergenang air.
Tokoh pemuda setempat, Edy di Langsa, Selasa mengatakan, sudah lama jalan dusun pendidikan sepanjang 600 meter itu rusak, berlubang dan menjadi seperti kolam di badan jalan.
"Seharusnya badan dan bahu jalan itu beraspal. Tapi sekarang air tergenang di lubang dan menjadi kubangan. Sudah lama tidak diperbaiki jalan ini," ungkap Edy.
Kondisi jalan seperti itu membuat warga kesulitan melintas, terlebih anak usia sekolah yang kerap berjalan kaki menuju sekolah dasar yang terletak di lintasan jalan tersebut mengalami kesulitan untuk mencapai sekolahnya.
Karenanya, kata Edy, warga berharap pemerintah daerah melalui Dinas Pekerjaan Umum dapat segera memperbaiki jalan tersebut.
"Warga kecewa, jalan di desa kami tidak diperbaiki. Sudah seperti anal sungai jalan itu tergenang air bila hujan turun. Kami desak pemerintah bisa segera memperbaikinya," tandas dia.
Bahkan lebih parahnya lagi, lanjut Edy, ruas jalan tersebut sering dijadikan jalan alternatif bagi lalulintas kenderaan dan warga luar kampung yang hendak menuju ke kota dan lainnya karena lokasinya yang cukup strategis sebagai jalan pintas.
Masih menurutnya, memang beberapa waktu lalu ada beberapa petugas yang mengukur-ngukur bahu jalan yang rusak, namun sudah berbulan-bulan dan bertahun-tahun tak ada realisasi apapun.
"Yang sangat kita sayangkan bila musim penghujan datang seperti saat ini, terkadang anak-anak sekolah di SDN 1 Birem Puntong ini harus rela kecipratan lumpur kenderaan dari air tergenang di bahu jalan saat dilalui kenderaan sepeda motor, mobil dan becak. Bahkan tak jarang, anak-anak sekolah tersebut bila sudah hujan, terpaksa menenteng sepatunya saat melintas di jalan ini," terang Edy.
Dia mempertanyakan, dimana peran para pejabat Pemko Langsa dan para anggota Dewan terhormat, jangan hanya waktu Pilkada dan Pemilu saja rajin turun ke warga dan janji-janji saja.
Dikatanya, warga sekitar sebenarnya juga tidak tinggal diam, mereka kerap menimbun lubang-lubang di bahu jalan itu dengan bongkahan semen dari bangunan yang tidak digunakan lagi serta menimbun dengan kerikil dan tanah secara swakelola.
Pun demikian, sambung dia, upaya yang dilakukan warga tentu hanya bersifat sementara, setelah itu jalan rusak kembali.
"Sebagai warga kecil, kami selalu berharap kelak para pemangku kebijakan di daerah ini jangan menutup mata dan hati nuraninya, anda digaji untuk mendengarkan keluhan rakyatnya," ketus Edy.
Tokoh pemuda setempat, Edy di Langsa, Selasa mengatakan, sudah lama jalan dusun pendidikan sepanjang 600 meter itu rusak, berlubang dan menjadi seperti kolam di badan jalan.
"Seharusnya badan dan bahu jalan itu beraspal. Tapi sekarang air tergenang di lubang dan menjadi kubangan. Sudah lama tidak diperbaiki jalan ini," ungkap Edy.
Kondisi jalan seperti itu membuat warga kesulitan melintas, terlebih anak usia sekolah yang kerap berjalan kaki menuju sekolah dasar yang terletak di lintasan jalan tersebut mengalami kesulitan untuk mencapai sekolahnya.
Karenanya, kata Edy, warga berharap pemerintah daerah melalui Dinas Pekerjaan Umum dapat segera memperbaiki jalan tersebut.
"Warga kecewa, jalan di desa kami tidak diperbaiki. Sudah seperti anal sungai jalan itu tergenang air bila hujan turun. Kami desak pemerintah bisa segera memperbaikinya," tandas dia.
Bahkan lebih parahnya lagi, lanjut Edy, ruas jalan tersebut sering dijadikan jalan alternatif bagi lalulintas kenderaan dan warga luar kampung yang hendak menuju ke kota dan lainnya karena lokasinya yang cukup strategis sebagai jalan pintas.
Masih menurutnya, memang beberapa waktu lalu ada beberapa petugas yang mengukur-ngukur bahu jalan yang rusak, namun sudah berbulan-bulan dan bertahun-tahun tak ada realisasi apapun.
"Yang sangat kita sayangkan bila musim penghujan datang seperti saat ini, terkadang anak-anak sekolah di SDN 1 Birem Puntong ini harus rela kecipratan lumpur kenderaan dari air tergenang di bahu jalan saat dilalui kenderaan sepeda motor, mobil dan becak. Bahkan tak jarang, anak-anak sekolah tersebut bila sudah hujan, terpaksa menenteng sepatunya saat melintas di jalan ini," terang Edy.
Dia mempertanyakan, dimana peran para pejabat Pemko Langsa dan para anggota Dewan terhormat, jangan hanya waktu Pilkada dan Pemilu saja rajin turun ke warga dan janji-janji saja.
Dikatanya, warga sekitar sebenarnya juga tidak tinggal diam, mereka kerap menimbun lubang-lubang di bahu jalan itu dengan bongkahan semen dari bangunan yang tidak digunakan lagi serta menimbun dengan kerikil dan tanah secara swakelola.
Pun demikian, sambung dia, upaya yang dilakukan warga tentu hanya bersifat sementara, setelah itu jalan rusak kembali.
"Sebagai warga kecil, kami selalu berharap kelak para pemangku kebijakan di daerah ini jangan menutup mata dan hati nuraninya, anda digaji untuk mendengarkan keluhan rakyatnya," ketus Edy.