Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Benteng peninggalan tentara Jepang di Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan terlantar tidak dirawat, padahal situs bersejarah itu bisa dijadikan objek wisata.
Haspit, pemerhati sejarah dan budaya di Tapaktuan, Kamis menyatakan, tidak banyak orang yang mengetahui keberadaan benteng-benteng peninggalan Jepang ini, karena tidak ada upaya dari Pemkab Aceh Selatan untuk melestarikan bangunan bersejarah tersebut.
Bangunan sejarah tersebut terdapat empat unit masing-masing berlokasi di Desa Pasar, Genteng, Lhok Bengkuang dan di gunung Desa Panton Luas, Kecamatan Tapaktuan.
Padahal, sambung Hapsit, jika bangunan bersejarah itu dirawat atau dilestarikan dengan baik oleh Pemkab Aceh Selatan, maka secara otomatis akan menjadi daya tarik tersendiri untuk memikat wisatawan baik lokal maupun mancanegara datang ke daerah yang dikenal penghasil pala itu.
"Sangat disayangkan, akibat tidak adanya perhatian Pemkab Aceh Selatan melalui Dinas terkait, keberadaan benteng pertahanan peninggalan Tentara Jepang itu, saat ini sudah rusak dan ditutupi semak belukar. Bahkan sebagian lainnya yang berada di tanah milik masyarakat telah dijadikan dapur rumah serta kandang kambing dan ayam termasuk juga ada yang dijadikan kolam ikan," sesalnya.
Dia menuturkan, dari empat unit benteng tentara Jepang itu, dua diantaranya berlokasi di Desa Pasar dan Genteng, berada persis di pinggir laut menghadap ke lautan lepas Samudera Hindia.
Menurut penjelasan Haspit, benteng pertahanan berkonstruksi beton cor semen dengan ketebalan mencapai 50 - 100 Cm serta dilengkapi dengan lobang pengintai. Selain berfungsi sebagai tempat meletakkan meriam juga berfungsi sebagai tempat berlindung Tentara Jepang dari serangan bom yang dijatuhkan dari pesawat terbang lawan.
"Benteng pertahanan yang berukuran 4x5 meter ini, memang dirancang khusus sebagai tempat berlindung dari tembakan dan bom yang dijatuhkan oleh pesawat musuh. Konstruksinya benar-benar kuat, bahkan warga pemilik tanah di lokasi benteng tersebut yang ingin meruntuhkan bangunan itu untuk keperluan pembangunan rumahnya, sampai saat ini belum ada yang berhasil," sebutnya.
Sedangkan satu unit benteng yang berlokasi di puncak gunung Desa Panton Luas, berfungsi sebagai tempat pengintai pesawat-pesawat musuh. Saat mengetahui ada pesawat yang terbang melalui teropong jarak jauh, Tentara Jepang langsung mengirim sinyal pemberitahuan kepada tentara yang berada dibawah.
"Satu lagi benteng pertahanan Jepang yang berlokasi di Desa Lhok Keutapang persisnya berada di depan SMAN 2 Tapaktuan, itu berfungsi menghadang musuh yang datang melalui jalur darat," jelas Haspit.
Dia menyatakan, dengan keberadaan empat benteng ini telah membuktikan bahwa tentara Jepang pernah masuk dan bertempur dengan lawan-lawannya yang antara lain seperti dengan Tentara Belanda di Kota Tapaktuan saat terjadinya perang dunia ke II.
