Kuala Simpang (ANTARA) - Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Kabupaten Aceh Tamiang menurunkan target produksi padi tahun 2022 yang dinilai terlalu tinggi, karena tidak sesuai dengan ekspetasi dinas mengingat kondisi alam yang tidak bisa diprediksi.
"Target produksi padi, kita targetkan direncana strategi (Renstra) 2022 ini sebenarnya 8 ton per hektare untuk produktifitasnya. Tapi itu terlalu tinggi, karena tahun lalu saja kita hanya mencapai 5,9 ton per hektare," kata Kepala Distanbunak Aceh Tamiang, Yunus di Aceh Tamiang, Minggu.
Yunus sendiri tidak menyebutkan secara pasti berapa target produksi padi yang akan diturunkan tahun ini. Tentunya harus di bawah target awal yaitu 8 ton/hektare.
"Apalagi hari ini kondisi iklim itu kan, sudah tidak menentu. Contoh bulan ini kan, biasanya musim kemarau, tapi sekarang sudah hujan, dan artinya yang biasanya musim kemarau intensitas hujan-nya malah lebih tinggi gitu," imbuh Yunus.
Baca juga: Ratusan hektare tanaman padi di Aceh Tamiang terancam gagal panen akibat banjir
Biasanya menurut Yunus padi yang lebih bagus produksinya itu di musim gadu antara bulan April-September. Saat ini petani masih menjalani musim rendengan atau okmar yaitu sejak bulan Oktober-Maret.
"Ini kita akan memasuki musim April-September atau gadu, jadi April nanti dimulai masa tanam gadu, sedangkan yang panen sekarang musim rendengan," jelas Yunus.
Pihaknya melihat panen musim rendengan kali ini sepertinya akan menurunkan produksi, karena sebagian padi yang terlambat tanam dan panen sempat terendam banjir, seperti di daerah Paya Metah Karang Baru terkena banjir saat masa panen.
Namun ada juga yang sudah selesai tanam untuk musim tanam gadu juga mengalami gagal tanam. Rata-rata yang gagal tanam padi umur 15-30 HST (hari setelah tanam) itu mati kena banjir, artinya petani menanam kembali.
"Nah, masalahnya yang kita khawatirkan petani tidak punya benih. Sementara benih bantuan dari pemerintah pusat belum turun sampai hari ini," ungkap Yunus.
Dikatakan Yunus luas lahan sawah Aceh Tamiang hari ini 9.300 hektare. Di mana, 80 persen sawah di Aceh Tamiang statusnya sawah tadah hujan.
Jadi untuk kedepan dinas pertanian juga akan menyesuaikan target produksi dengan kondisi iklim. Di wilayah hulu Sekerak Aceh Tamiang sendiri rencananya akan dibangun bendungan sungai untuk sarana irigasi sawah.
"Sebelum ada saluran irigasi yang bersumber dari bendungan Sekerak sepertinya kami belum bisa optimis terlalu muluk untuk mendapatkan produksi padi 8 ton per hektare secara rata-rata padi di Aceh Tamiang," kata Yunus.
Iklim tidak menentu, Distanbunak Aceh Tamiang turunkan target produksi padi
Minggu, 6 Maret 2022 15:32 WIB
Nah, masalahnya yang kita khawatirkan petani tidak punya benih. Sementara benih bantuan dari pemerintah pusat belum turun sampai hari ini