Subulussalam (ANTARA Aceh) - Stand pameran Aceh Utara dipenuhi pengunjung pria untuk melihat berbagai asesoris dan hasil kerajinan yang ada di sana. Di sisi kanan pintu masuk, pengunjung langsung melihat berbagai jenis pedang berukuran panjang dan parang yang dipamerkan di atas meja.
Uniknya, dalam tumbukan benda keras terbuat dari besi itu, terdapat satu pedang yang mririp atau biasa digunakan oleh pahlawan nasional, siapa lagi kalau bukan putri asal Aceh yakni Cut Nyak Dien saat melawan penjajah Belanda tempo dulu.
''Wah ini pedangnya bagus sekali, pedang apa namanya ini,'' kata salah seorang pengunjung, Wahda Sahira warga Sultan Daulat saat memasuki stand tersebut bersama teman-temanya, Rabu.
Menjawab pertanyaan warga, Boyhaki selaku memproduksi barang tersebut mengatakan jenis pedang itu diberi nama pedang Cut Nyak Dien dengan harga mencapai Rp400-550ribu/pedang tergantung ukuran dan modelnya.
''Ini namanya pedang Cut Nyak Dien bang,'' kata Boyhaki tanpa menjelaskan secara rinci mengapa ia memberikan nama tersebut.
Para pengunjung tidak segan-segan meminta izin agar bisa memegang pedang berukuran panjang dilengkapi sarung kayu yang sudah dicat warna hitam. “Bisa saya pegang bang, gimana rasanya menggunakan pedang Cut Nyak Dien ini,†kata sejumlah pengunjung karena penasaran ingin melihat lebih dekat ukiran pedang berwana putih itu.
Boyhaki menjelasknya, ia juga memproduksi beberapa jenis pedang lainya seperti samurai dibandrol seharga Rp300-400 ribu/ pedang, pisang sangkol Rp300-400 ribu/pisau, rencong atjeh Rp200-300/rencong dan golok seharga Rp150 ribu. Semua barang-barang ini memang tergolong mahal karena kualitasnya sangat bagus dan telah banyak didistribusikan ke seluruh Aceh. Di panggal pedang itu juga diukir nama Boyhaki selaku pemiliknya.
''Ini sudah kita distribusikan ke kabupaten/kota yang ada di Aceh, harganya memang segitu di Aceh Utara pun demikian saya jual,†katanya.
Dia menjelaskan, selama tiga hari mengikuti pameran di Kota Subulussalam dalam rangka peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke- 50, pedang dan parangnya sudah banyaknya terjual. Namun yang paling dimintai pengunjung terutama kaum pria adalah pedang Cut Nyak Dien dan pisau sangkol.
''Pedang ini yang banyak sekali peminatnya, mungkin mereka ingin mengenang sejarah pahlawan,†kata Boyhaki sambil memegang pedang yang dimaksud.
Pantauan wartawan salah seorang pengunjung terlihat mengerluarkan uang sebenar Rp400 ribu untuk pedang Cut Nyak Dien. ''Saya suka melihatnya, bagus sekali,'' katanya lalu meninggalkan stand tersebut.
Uniknya, dalam tumbukan benda keras terbuat dari besi itu, terdapat satu pedang yang mririp atau biasa digunakan oleh pahlawan nasional, siapa lagi kalau bukan putri asal Aceh yakni Cut Nyak Dien saat melawan penjajah Belanda tempo dulu.
''Wah ini pedangnya bagus sekali, pedang apa namanya ini,'' kata salah seorang pengunjung, Wahda Sahira warga Sultan Daulat saat memasuki stand tersebut bersama teman-temanya, Rabu.
Menjawab pertanyaan warga, Boyhaki selaku memproduksi barang tersebut mengatakan jenis pedang itu diberi nama pedang Cut Nyak Dien dengan harga mencapai Rp400-550ribu/pedang tergantung ukuran dan modelnya.
''Ini namanya pedang Cut Nyak Dien bang,'' kata Boyhaki tanpa menjelaskan secara rinci mengapa ia memberikan nama tersebut.
Para pengunjung tidak segan-segan meminta izin agar bisa memegang pedang berukuran panjang dilengkapi sarung kayu yang sudah dicat warna hitam. “Bisa saya pegang bang, gimana rasanya menggunakan pedang Cut Nyak Dien ini,†kata sejumlah pengunjung karena penasaran ingin melihat lebih dekat ukiran pedang berwana putih itu.
Boyhaki menjelasknya, ia juga memproduksi beberapa jenis pedang lainya seperti samurai dibandrol seharga Rp300-400 ribu/ pedang, pisang sangkol Rp300-400 ribu/pisau, rencong atjeh Rp200-300/rencong dan golok seharga Rp150 ribu. Semua barang-barang ini memang tergolong mahal karena kualitasnya sangat bagus dan telah banyak didistribusikan ke seluruh Aceh. Di panggal pedang itu juga diukir nama Boyhaki selaku pemiliknya.
''Ini sudah kita distribusikan ke kabupaten/kota yang ada di Aceh, harganya memang segitu di Aceh Utara pun demikian saya jual,†katanya.
Dia menjelaskan, selama tiga hari mengikuti pameran di Kota Subulussalam dalam rangka peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke- 50, pedang dan parangnya sudah banyaknya terjual. Namun yang paling dimintai pengunjung terutama kaum pria adalah pedang Cut Nyak Dien dan pisau sangkol.
''Pedang ini yang banyak sekali peminatnya, mungkin mereka ingin mengenang sejarah pahlawan,†kata Boyhaki sambil memegang pedang yang dimaksud.
Pantauan wartawan salah seorang pengunjung terlihat mengerluarkan uang sebenar Rp400 ribu untuk pedang Cut Nyak Dien. ''Saya suka melihatnya, bagus sekali,'' katanya lalu meninggalkan stand tersebut.