New York (ANTARA) - Dolar melemah terhadap sebagian besar mata uang pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena investor mengamati pembicaraan damai Rusia-Ukraina, sementara pertemuan bank sentral utama minggu ini menahan pergerakan valuta asing.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun 0,056 persen pada 98,96, tidak jauh dari 99,415 yang disentuh seminggu lalu, level tertinggi untuk greenback sejak Mei 2020.
Harapan akan kemajuan dalam pembicaraan damai antara Ukraina dan Rusia mendorong peningkatan permintaan terhadap mata uang berisiko pada Senin (14/3/2022), meskipun pertemuan bank sentral yang akan datang dan penguncian terkait pandemi COVID-19 di China membuat pengambilan risiko diredam.
Delegasi Rusia dan Ukraina mengadakan pembicaraan putaran keempat pada Senin (14/3/2022) melalui tautan video meskipun tidak ada kemajuan baru yang diumumkan dan pembicaraan tersebut diperkirakan akan dilanjutkan pada Selasa.
"Kami memperkirakan dolar AS akan tetap didukung secara luas lebih baik di tengah peningkatan risiko geopolitik dan Fed yang hawkish," kata Shaun Osborne, kepala strategi mata uang di Scotia Bank.
Federal Reserve AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga ketika menyimpulkan pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu (16/3/2022), di mana investor memperkirakan kenaikan setidaknya 25 basis poin, menurut FedWatch Tool CME.
Ketua Fed Jerome Powell baru-baru ini menandai beberapa kenaikan suku bunga tahun ini karena bank sentral berusaha untuk mengekang inflasi yang melonjak.
Dolar mencapai level tertinggi lebih dari lima tahun terhadap yen Jepang di 118,05 di tengah taruhan bahwa bank sentral Jepang (BoJ), yang akan bertemu pada Jumat (18/3/2022), akan mempertahankan sikap dovish-nya meskipun tekanan inflasi meningkat.
Dolar terakhir naik 0,65 persen terhadap yen di 118,04 yen.
Pound Inggris turun 0,15 persen terhadap greenback, bahkan ketika bank sentral Inggris (BoE) tampaknya siap untuk menaikkan suku bunga menjadi 0,75 persen pada Kamis (17/3/2022), kenaikan ketiga berturut-turut, karena berusaha untuk mengendalikan lonjakan inflasi yang semakin intensif oleh invasi Rusia ke Ukraina.
Dolar Australia merosot 1,2 persen karena harga-harga komoditas melemah, sementara dolar Selandia Baru turun 0,8 persen.
Rubel Rusia menguat 8,96 persen versus greenback di 114,88 per dolar.
Tindakan penguncian China untuk membatasi penyebaran COVID-19 mengangkat dolar menjadi 6,3961 versus yuan di pasar luar negeri, terlemah dalam dua bulan. Yuan naik 0,56 persen versus greenback di 6,3940 per dolar.
China telah melaporkan lebih banyak kasus COVID-19 bergejala lokal sepanjang tahun ini daripada di tahun 2021, karena varian Omicron yang sangat menular menyebabkan wabah dari Shanghai hingga Shenzhen.
Di pasar uang kripto, bitcoin terakhir turun 0,83 persen menjadi 38.525,31 dolar AS. Ethereum terakhir turun 1,89 persen menjadi 2.522,28 dolar AS.
Dolar AS melemah, investor tunggu hasil pertemuan Fed
Selasa, 15 Maret 2022 7:55 WIB