Subulussalam (ANTARA Aceh) - Komandan Korem 012/TU Kolonel Arh Ruruh A Setyawibawa menawarkan pembangunan jalan tembus Gelombang, Sultan Daulat Kota Subulussalam menuju Muara Situlen, Kabupaten Aceh Tenggara melalui program TNI Mangunggal Masuk Desa (TMMD).
Danrem pada launching cetak sawah baru di Subulussalam, Kamis menyarankan Wali Kota Subulussalam Merah Sakti untuk menyampaikan kepada Gubernur Aceh terkait rencana pembukaan ruas jalan tembus menuju Aceh Tenggara dengan metode TMMD.
Selain mengusulkan kepada Gubernur, kata Ruruh, rencana pembukaan jalan tembus itu juga harus disampaikan kepada Menteri Pertahanan Republik Indonesia.
"Jalan Gelombang-Muara Situlen, itu bisa menggunakan metode TMMD, Bapak Wali Kota bicara sama Gubernur dan Menteri Pertahanan," ungkap Danrem Ruruh.
Ia mengatakan pembukaan ruas jalan melalui TMMD juga sedang berlangsung di Kabupaten Aceh Jaya yaitu dari pembukaan ruas jalan tembus mulai dari Lamno menuju Janto, Kabupaten Aceh Besar.
Program tersebut menindaklanjuti permintaan Bupati Jaya dan Bupati Aceh Besar terkait keinginan membuka ruas jalan tembus untuk mempersingkat jarak kedua kabupaten tersebut. Pembukaan ruas jalan itu dikerjakan oleh para tentara.
Menurut Danrem, program itu juga bisa dilakukan di Kota Subulussalam dan Aceh Tenggara, mengingat kedua kabupaten ini bertetanga namun harus melewati Sumatera Utara untuk menuju ke salah satu daerah.
Ia mengatakan Korem 012/TU memiliki 4.000 tentara, untuk wilayah Kabupaten Singkil-Subulussalam ada sekitar 300 orang lebih. Tentara bisa diajak bekerjasama untuk program tersebut, karena mereka punya alat, punya gaji, ada uang tunjangan dan uang lauk pauk (ULP).
"Kalau tidak Bapak pakek, kerja mereka tidur, dia kerjanya hanya latihan," kata Danrem sambil ketawa.
Sebelumnya Wali Kota Merah Sakti mengatakan rencana pembukaan ruas jalan tersebut sudah disampaikan dengan Gubernur Aceh dr Zaini Abdullah dalam rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Fokopimda) Aceh pada 4 Desember 2015.
Merah Sakti mengatakan Subulussalam dan Aceh Tenggara merupakan tetangga, namun harus melewati tiga kabupaten di wilayah Sumatera Utara untuk sampai ke sana.
Hal ini disebabkan akses menuju kesana belum dibuka ruas jalan tembus Gelombang-Muara Situlen, jarak tempuh diperkirakan hanya sekitar dua jam perjalanan. Namun apabila melintas wilayah Sumut bisa memakan waktu enam lebih.
Keluhan ini, kata Merah Sakti, sudah berulang kali disampaikan kepada Gubernur Aceh namun belum hingga saat ini belum terwujud.
"Keluhan selama ini masalah transportasi, masa bertetangga tapi harus melewati Sumut," katanya.
Wali Kota mengaku sudah menyampaikan kepada Gubernur Aceh, jika tidak sanggup membuka ruas jalan tersebut lebih baik diserahkan kepada Pangdam Iskandar Muda, agar diprogramkan melalui TMMD.
"Jika political will gubernur tidak diberikan kepada tentara, sampai kapan pun pembukaan ruas jalan itu tidak akan terwujud," ungkap politisi Partai Golkar ini.
Danrem Ruruh A Setyawibawa hadir ke daerah itu terkait kerjasama antara Kodam IM dengan Pemerintah Kota Subulussalam program percetakan sawah 100 hektare di Kecamatan Simpang Kiri dan Sultan Daulat, dalam rangka meningkatkan produksi beras di daerah tersebut.
Danrem pada launching cetak sawah baru di Subulussalam, Kamis menyarankan Wali Kota Subulussalam Merah Sakti untuk menyampaikan kepada Gubernur Aceh terkait rencana pembukaan ruas jalan tembus menuju Aceh Tenggara dengan metode TMMD.
Selain mengusulkan kepada Gubernur, kata Ruruh, rencana pembukaan jalan tembus itu juga harus disampaikan kepada Menteri Pertahanan Republik Indonesia.
"Jalan Gelombang-Muara Situlen, itu bisa menggunakan metode TMMD, Bapak Wali Kota bicara sama Gubernur dan Menteri Pertahanan," ungkap Danrem Ruruh.
Ia mengatakan pembukaan ruas jalan melalui TMMD juga sedang berlangsung di Kabupaten Aceh Jaya yaitu dari pembukaan ruas jalan tembus mulai dari Lamno menuju Janto, Kabupaten Aceh Besar.
Program tersebut menindaklanjuti permintaan Bupati Jaya dan Bupati Aceh Besar terkait keinginan membuka ruas jalan tembus untuk mempersingkat jarak kedua kabupaten tersebut. Pembukaan ruas jalan itu dikerjakan oleh para tentara.
Menurut Danrem, program itu juga bisa dilakukan di Kota Subulussalam dan Aceh Tenggara, mengingat kedua kabupaten ini bertetanga namun harus melewati Sumatera Utara untuk menuju ke salah satu daerah.
Ia mengatakan Korem 012/TU memiliki 4.000 tentara, untuk wilayah Kabupaten Singkil-Subulussalam ada sekitar 300 orang lebih. Tentara bisa diajak bekerjasama untuk program tersebut, karena mereka punya alat, punya gaji, ada uang tunjangan dan uang lauk pauk (ULP).
"Kalau tidak Bapak pakek, kerja mereka tidur, dia kerjanya hanya latihan," kata Danrem sambil ketawa.
Sebelumnya Wali Kota Merah Sakti mengatakan rencana pembukaan ruas jalan tersebut sudah disampaikan dengan Gubernur Aceh dr Zaini Abdullah dalam rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Fokopimda) Aceh pada 4 Desember 2015.
Merah Sakti mengatakan Subulussalam dan Aceh Tenggara merupakan tetangga, namun harus melewati tiga kabupaten di wilayah Sumatera Utara untuk sampai ke sana.
Hal ini disebabkan akses menuju kesana belum dibuka ruas jalan tembus Gelombang-Muara Situlen, jarak tempuh diperkirakan hanya sekitar dua jam perjalanan. Namun apabila melintas wilayah Sumut bisa memakan waktu enam lebih.
Keluhan ini, kata Merah Sakti, sudah berulang kali disampaikan kepada Gubernur Aceh namun belum hingga saat ini belum terwujud.
"Keluhan selama ini masalah transportasi, masa bertetangga tapi harus melewati Sumut," katanya.
Wali Kota mengaku sudah menyampaikan kepada Gubernur Aceh, jika tidak sanggup membuka ruas jalan tersebut lebih baik diserahkan kepada Pangdam Iskandar Muda, agar diprogramkan melalui TMMD.
"Jika political will gubernur tidak diberikan kepada tentara, sampai kapan pun pembukaan ruas jalan itu tidak akan terwujud," ungkap politisi Partai Golkar ini.
Danrem Ruruh A Setyawibawa hadir ke daerah itu terkait kerjasama antara Kodam IM dengan Pemerintah Kota Subulussalam program percetakan sawah 100 hektare di Kecamatan Simpang Kiri dan Sultan Daulat, dalam rangka meningkatkan produksi beras di daerah tersebut.