Sabang (ANTARA) - Dinas Pangan dan Pertanian Kota Sabang menyebut seluruh hewan ternak di kota setempat yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) telah dinyatakan sembuh.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pangan dan Pertanian Kota Sabang Jaya Saputra, Kamis, mengatakan total ternak sapi yang terinfeksi PMK di Sabang sebanyak 34 ekor, dan hanya satu ekor yang mati akibat virus tersebut.
"Jadi sisa 33 itu sudah bisa dinyatakan sembuh," kata Jaya di Kota Sabang.
Jaya menjelaskan meski kasus PMK sudah nihil di wilayah paling barat Indonesia itu, pemerintah kota tetap melakukan langkah antisipasi untuk membendung penambahan kasus baru.
Saat ini, kata dia, Pemerintah Kota Sabang masih menutup akses pengiriman ternak ke Pulau Weh itu, meski penyebaran wabah PMK di Kota Sabang tidak mengalami peningkatan yang signifikan.
"Untuk lalu lintas hewan ternak masih kita tutup, menunggu kebijakan selanjutnya dari pemerintah," katanya.
Pemerintah kota juga terus mengedukasi masyarakat tentang langkah-langkah yang harus dilakukan masyarakat guna mencegah penyebaran virus yang menyerang hewan berkaki empat tersebut.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga telah melakukan vaksinasi PMK terhadap 375 ekor sapi di pulau ujung barat Indonesia itu.
Sedangkan kuota vaksin untuk Kota Sabang sebanyak 1.000 dosis vaksin. Namun, vaksin yang sudah terpakai sebanyak 500 dosis, karena berbagai hal yang terjadi di lapangan.
“Jadi 500 dosis sisanya secara perlahan juga akan kita vaksinasi ke ternak," kata Jaya.
Seperti diketahui Aceh merupakan salah satu daerah dengan tingkat penyebaran PMK cukup tinggi, setelah Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Barat,
Hingga (2/8), hewan ternak yang terinfeksi PMK di Tanah Rencong itu sudah mencapai 45.119 ekor, di antaranya 39.682 ekor telah sembuh, 275 ekor mati dan 59 ekor potong paksa, serta masih dalam perawatan medis 5.103 ekor.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta agar Aceh meningkatkan penerapan biosekuriti dalam penanganan penyebaran wabah PMK pada hewan ternak.
“Pelaksanaan bioseckuriti harus ditingkatkan karena menjadi kunci dalam penanganan penyebaran wabah PMK sebelum adanya testing dan vaksinasi yang masif,” kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.
Menurut dia, ada empat strategi utama yang perlu dilakukan dalam penanganan PMK, yakni biosekuriti, pengobatan, vaksinasi dan potong bersyarat.