Lhokseumawe (ANTARA) - Komite Peralihan Aceh (KPA) Kuta Pase mengajak masyarakat merawat perdamaian Aceh yang telah terwujud sejak 15 Agustus 2005.
"Menjaga perdamaian di Aceh menjadi tanggung jawab kita bersama, termasuk menyelesaikan semua permasalahan secara bermartabat," kata Juru Bicara KPA Kuta Pase Halim Abe di Lhokseumawe, Senin.
Pernyataan tersebut disampaikannya saat bersilaturahmi dengan Kapolres Lhokseumawe AKBP Henki Ismanto.
Halim Abe mengatakan hubungan para kombatan GAM yang tergabung dalam KPA dengan pemerintah, khususnya institusi TNI dan Polri sangat baik. Namun hanya saja timbul kesan di tengah masyarakat selama ini saling berbenturan.
Oleh karena itu Halim Abe mengatakan melalui momentum peringkat 17 tahun perdamaian Aceh, pihaknya terus membangun komunikasi dan silaturahmi dengan Kepolisian, sehingga tidak terjadi lagi benturan di lapangan.
"Damai di Aceh adalah tanggung jawab bersama, bagaimana menyelesaikannya secara menyeluruh. Bukan hanya masalah bendera, tapi permasalahan yang telah menjadi kesepakatan MoU Helsinki serta turunan UUPA yang harus dijalankan," katanya.
Kapolres Lhokseumawe AKBP Henki Ismanto mengucapkan terima kasih atas komunikasi yang baik antara kepolisian dengan KPA, sehingga perayaan damai Aceh ke 17 tahun dilakukan dengan cara bermartabat serta tidak ada lagi benturan di lapangan antara aparat dengan mantan kombatan GAM.
"Ini momentum yang luar biasa. Saya selaku kapolres mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang luar biasa kepada kawan dari KPA, ini terobosan yang luar biasa, pola lama harus ditinggalkan menuju ke arah yang lebih baik," katanya.
AKBP Henki Ismanto menambahkan, hal tersebut juga perlu dipertahankan guna menjaga keutuhan, kebersamaan untuk sama-sama kita menjaga Aceh ke depannya agar menjadi lebih baik lagi.
"Kita terima aspirasi rekan-rekan untuk disampaikan ke tingkat provinsi. Pastinya semua pihak menginginkan Aceh menjadi lebih baik dan bermartabat. Kita semua bersaudara, kita harapkan Aceh lebih makmur ke depannya," tutup Kapolres Lhokseumawe.