Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak menguat tipis seiring kabar China melonggarkan kebijakan COVID-19.
Rupiah pagi ini menguat tipis satu poin ke posisi Rp15.662 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.663 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah seharusnya bisa menguat dengan dukungan kabar baik dari China yang menghentikan kebijakan Zero-COVID," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
China mengatakan akan membatalkan aturan karantina COVID-19 untuk pelancong yang masuk. Hal itu merupakan langkah besar dalam membuka kembali perbatasannya di tengah kasus COVID-19 yang melonjak.
China akan berhenti mewajibkan pelancong yang tiba untuk melakukan karantina mulai 8 Januari, kata Komisi Kesehatan Nasional, Senin (26/12). Pada saat yang sama Beijing menurunkan peraturan untuk menangani kasus COVID ke Kategori B yang lebih ringan dari Kategori A tingkat atas.
"Tapi di sisi lain, kekhawatiran kebijakan suku bunga tinggi bakal menekan perekonomian bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah," ujar Ariston.
Data yang dirilis pada akhir pekan lalu menunjukkan belanja konsumen AS hampir tidak naik pada November sementara inflasi semakin menurun, yang memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve (Fed) dapat mengurangi pengetatan kebijakan moneter yang agresif.
Sebelumnya pejabat The Fed termasuk Ketua Jerome Powell menekankan bahwa pengetatan kebijakan akan diperpanjang, dengan suku bunga terminal yang lebih tinggi, yang memicu kekhawatiran perlambatan AS.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi menguat ke arah Rp15.640 per dolar AS dengan potensi pelemahan Rp15.680 per dolar AS.
Pada Selasa (27/12) rupiah melemah 30 poin atau 0,19 persen ke posisi Rp15.663 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.633 per dolar AS.