Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Kesehatan Aceh menyatakan Tuberkulosis atau TBC menjadi salah satu penyakit yang menjadi prioritas penanganan provinsi paling barat Indonesia itu pada 2023, dengan target pencarian kasus sebanyak 20 kasus sepanjang tahun.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Iman Murahman di Banda Aceh, Selasa. menyebutkan kasus TBC di Aceh pada tahun 2022 yang sudah terverifikasi angkanya mencapai 12 ribu kasus.
Dia menjelaskan, penyakit TBC menjadi momok bagi masyarakat daerah Tanah Rencong itu, di mana tanpa sadar, kuman TBC terus menyebar di tengah lingkungan masyarakat seiring tingkat penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Aceh juga masih cukup rendah.
“Karena kuman TBC di sekitar kita ini banyak, cuma kita tidak sadar, dan masyarakat terus terkena TBC tanpa selesai-selesai, karena memang PHBS kita juga kurang,” katanya.
Iman mengatakan, Dinas Kesehatan Aceh menargetkan pencarian kasus TBC sebanyak 20 ribu kasus pada 2022. Namun, jumlah pasien yang berhasil ditemukan sekaligus dilakukan penanganan sebanyak 12 ribu kasus.
Tingginya penemuan kasus TBC bukan disebabkan karena melandainya kasus COVID-19, melainkan karena pemerintah meningkatkan pencarian kasus tengah masyarakat, sekaligus terintegrasi dengan banyak fasilitas pelayanan kesehatan, baik milik pemerintah maupun swasta.
“Jadi 12 ribu kasus itu yang tercatat. Kalau kita persentase ke target kita yang 20 ribu, sebenarnya angkanya itu sudah lumayan menggembirakan. Karena sebelumnya, tingkat pencarian TBC di Aceh ini tidak pernah mencapai 10 ribu kasus (per tahun),” ujarnya.
Saat ini, pendeteksian kasus TBC menggunakan tes cepat molekuler (TCM) yang tersebar di seluruh Aceh. Bahkan, sebanyak 49 unit alat tes cepat tersebut sudah tersedia di rumah sakit umum daerah hingga Puskesmas.
“Iya pendeteksian kita masih menggunakan tes cepat molekuler sementara, dan memang dari beberapa kabupaten/kota, itu menjadi kunci yang betul-betul efektif,” kata Iman.
Oleh sebab itu, masyarakat diimbau untuk lebih sadar bahwa kuman TBC sangat berbahaya. Apalagi risiko penyakit tersebut bisa menyebabkan kematian.
“Kasus ini di Aceh tidak selesai-selesai, karena masyarakat kita ini kalau enggak sakit tidak periksa, padahal kuman TBC sudah ada. Efek paling berat TBC ini meninggal dunia,” katannya