Banda Aceh (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan investasi di Provinsi Aceh belum tergarap maksimal.
“Realisasi investasi Aceh pada tahun 2022 sebesar Rp6,2 triliun atau menempati peringkat 27 dari 34 provinsi,” kata Bahlil di Banda Aceh, Rabu.
Pernyataan itu disampaikannya secara zoom saat menjadi pembicara utama dalam seminar nasional sharia economoc dan investment outlock 2023:akselerasi pembangunan ekonomi Aceh yang digelar Bank Syariah Indonesia di Banda Aceh.
Ia menjelaskan Aceh merupakan satu daerah yang memiliki ke kekhususan sehingga harus dapat dimanfaatkan oleh seluruh pemangku kepentingan guna meningkatkan investasi di daerah setempat.
“Perlu adanya konsep dan pendekatan yang tepat untuk memaksimalkan investasi di Aceh,” katanya.
Menurut dia untuk memaksimalkan investasi di provinsi ujung paling barat Indonesia itu salah satunya lewat hilirisasi sektor perkebunan atau pertanian khususnya.
Ia merincikan untuk investasi PMA ada lima sektor terdiri dari listrik, gas, air, hotel dan restoran, transportasi, gudang, telekomunikasi, tanaman pangan, perkebunan dan perdagangan.
Selanjutnya PMDN terdiri dari konstruksi, listrik, gas, air, industri makanan, tanaman pangan dan perkebunan dan perdagangan serta reparasi.
Kegiatan tersebut turut dihadiri Asisten III Setda Aceh, Iskandar AP, Direktur Utama BSI Hery Gunardi, Head of BSI Institute Luqyan Tamanni, Kepala Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Aceh Yusri, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Achris Sarwani, Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Indra Darmawan, dan Ketua Umum Diaspora Aceh Global Mustafa Abubakar.