Sabang (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Sabang, Provinsi Aceh melakukan tes urine terhadap sejumlah personel Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Sabang, dalam upaya mencegah penyalahgunaan narkoba di tubuh abdi negara.
Kepala BNN Kota Sabang Hasnanda Putra, Kamis, mengatakan tes urine personel Lanudal Sabang dilakukan secara mendadak kepada sesuai dengan amanat Inpres Nomor 2 Tahun 2020 tentang Rencana Aksi Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN).
"Ini wujud komitmen kami dalam menciptakan Sabang Bersinar, sesuai dengan amanat Inpres Nomor 2 tahun 2020, bahwa semua instansi vertikal wajib melakukan tes urine. Ini upaya preventif yang bisa kita lakukan bersama untuk memberantas narkoba," kata Hasnanda di Kota Sabang.
BNNK Sabang melakukan tes urine dan sosialisasi bahaya narkoba di Lanudal Sabang melalui Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M).
Hasnanda juga mengharapkan agar Lanudal Sabang dapat menjadi role model bagi instansi lain untuk mencegah dan memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba di kota paling barat Indonesia itu.
"Mengingat kasus penyalahgunaan narkoba yang kian memprihatinkan, prajurit Lanudal ini harus bisa menjadi role model bagi instansi lain dan masyarakat agar tidak acuh terhadap narkoba, karena narkoba adalah musuh kita bersama," ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan tes urine, lanjut dia, tidak ada personel Lanudal Sabang yang terindikasi melakukan perbuatan penyalahgunaan narkoba, dan semua dinyatakan negatif narkoba.
Sementara itu, Komandan Lanudal Sabang melalui Pasops Lanudal Sabang Kapten Laut (P) Ronald Wabiser sangat mengapresiasi upaya BNN melalui aksi deteksi dini tes urine dalam memastikan para personel bersih dari penyalahgunaan narkoba.
Kata dia, hal tersebut juga sebagai wujud komitmen nyata personel Lanudal Sabang dalam menciptakan instansi yang bersih narkoba.
"Prajurit TNI harus lebih peka terhadap jenis dan dampak penyalahgunaan narkoba. Kita harus lebih peka terhadap adanya bahaya penyalahgunaan narkoba, yang penyebarannya tidak memandang usia, sehingga harus diwaspadai lebih detail lagi," ujar Ronald.