Sigli (ANTARA) - Ratusan warga Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie berunjuk rasa menolak pengungsi rohingya yang di tempat penampungan di panti asuhan Mina Raya.
Keuchik Gampong Leun, Kecamatan Padangtiji, Pidie, Syamsul Bahri, Sabtu mengatakan warga berunjuk rasa guna meminta etnis Rohingya tidak lagi berada di daerah gampong tersebut
Pada Jumat (27/1) sore, warga datang beramai-ramai dan memegang spanduk serta karton bertuliskan menolak pengungsi rohingya yang telah di tempatkan di kawasan pemukiman mereka.
Syamsul Bahri mengatakan pengungsi Rohingya sudah sangat meresahkan dan mengganggu kenyamanan warga, karena kerap kali mereka keluar dari tempat penampungan dan berkeliaran di kawasan pemukiman.
"Pada malam hari, mereka sering berkeliaran ke pemukiman penduduk sehingga warga resah dan tidak nyaman dengan tingkah etnis Rohingya itu," kata Syamsul Bahri.
Lanjutnya, pernah kejadian pengungsi Rohingya menodong warga untuk meminta makanan dan meminjam handphone dengan dalih menghubungi saudaranya. Warga ditodong dengan senjata tajam paku.
“Kami semua sudah tidak nyaman lagi dengan keberadaan etnis tersebut di sini, tolong Pemerintah pindahkan mereka,” katanya.
Disamping itu, Keuchik Gampong Kupula Padang Tiji, Mustafa juga mengatakan hal yang serupa yang mana warga sering mendapati mereka keluar dari panti asuhan Mina Raya untuk kabur.
“Pernah masyarakat terkejut saat Rohingya lari ke kebun warga dan meminta handphone,” kata Mustafa.
Mereka sudah beberapa kali mencoba kabur, tetapi ketahuan dan berhasil ditangkap. Kejadian pertama dua lelaki dan dua perempuan mencoba kabur, namun dua lelaki berhasil diamankan warga sedangkan dua perempuan tersebut tidak tertangkap dan berhasil melarikan diri.
Ia menambahkan, selanjutnya percobaan kedua semakin bertambah dengan jumlah 15 orang kabur dari tempat pengungsian dan warga bersama aparat kepolisian berhasil mengamankan mereka di kebun.
“Saat itu mereka dibawa ke Mapolres Pidie, dan banyak barang bukti yang didapatkan seperti handphone, uang kertas, benda tajam paku, dan sebilah pisau,” kata Mustafa.
Ia mengatakan pihaknya mengelar aksi ini guna meminta ke Pemkab Pidie, UNHCR dan IOM agar segara memindahkan mereka dari wilayah Padang Tiji, supaya warga kami bisa hidup aman dan tentram seperti biasanya.